Akuisisi 55% Saham FASW - SCG Siapkan Dana Investasi Rp 9,6 Triliun

NERACA

Jakarta- Pencapaian kinerja keuangan PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) yang positif sepanjang tahun 2018, mendorong Grup konglomerasi asal Thailand Siam Cement Group (SCG) untuk mengakuisisi 55% saham emiten produsen kertas tersebt dengan nilai investasi sebesar Rp 9,6 triliun. Bila tidak ada aral melintang, rencana aksi korporasi terbesar ini akan rampung di kuartal ketiga tahun ini.

President dan CEO The Siam Cement Public Company Limited (SCC), Roongrote Rangsiyopash alam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengumumkan bahwa SCG Packaging Public Company Limited (SCG Packaging), bisnis inti SCC di bisnis produk kertas kemasan dengan kepemilikan 99,04%, telah memasuki perjanjian jual beli bersyarat 55% saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk dari pemegang saham yang ada. Transaksi ini akan dijalankan melalui entitas anak SCG Packaging. 

Dia mengatakan, nilai transaksi itu sekitar Rp9,6 triliun yang bersumber dari kas internal. Transaksi ini diperkirakan selesai pada kuartal III/2019. "Setelah selesai transaksi ini akan dilakukan penawaran tender wajib sebagaimana diwajibkan oleh OJK dan BEI,"ujarnya.

Dia mengatakan, akuisisi ini memungkinan SCG untuk meningkatkan pertumbuhan di Asean, terutama di Indonesia yang memberikan peluang pertumbuhan yang besar di masa depan bagi SCG Packaging. Mengingat populasi Indonesia sebanyak 270 juta dan konsumsi kertas kemasan per kapita, potensi pertumbuhan pasarnya hampir 3 kali dari Thailand. 

Fajar Surya Wisesa merupakan emiten produsen kertas kemasan dengan kapasitas terpasang 1,3 juta metrik ton per tahun dan tercatat di BEI dengan kode saham FASW. Pada 2018, perseroan membukukan penjualan bersih senilai Rp9,94 triliun atau naik 35,45% secara tahunan. Adapun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,40 triliun atau naik 141,27% secara tahunan.

Merespon rencana FASW bakal diakuisisi SCG, mendorong pelaku pasar modal untuk mengkoleksi saham FASW. Kata analis Oso Sekuritas, Sukarno Alatas, walaupun harga saham FASW berpotensi menurun karena aksi korporasi ini, prospek jangka panjang FASW masih baik. Mengingat kinerja kuartal I-2019 FASW mencatatkan pertumbuhan laba bersih 28% secara year on year (yoy) menjadi Rp 419,7 miliar.

Menurutnya, pergerakan teknikal saham FASW dalam tren jangka panjang masih naik. Tapi untuk jangka pendek, saham FASW bergerak konsolidasi dengan kecenderungan menurun. Prospek ke depannya, potensi konsumsi kertas akan terus menunjukkan pertumbuhan karena kebutuhan akan kertas kemasan akan semakin meningkat.

Sementara analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai FASW masih menarik dicermati walaupun nanti nilai sahamnya turun. Namun untuk prospek nanti akan kembali baik karena kinerjanya. Secara teknikal William menjelaskan pergerakan saham FASW cenderung sideways. Namun ada potensi menguat untuk jangka panjang. Untuk saat ini William merekomendasikan investor untuk beli dengan target harga Rp 8.500.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…