Evaluasi Pertumbuhan Ekonomi TW I-2019

 

Oleh: Nailul Huda

Peneliti INDEF

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2019 mempunyai kinerja yang tidak terlalu bagus untuk mengawali target pertumbuhan ekonomi 2019. Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2019 ini sebesar 5,07%, melambat dari pertumbuhan triwulan IV- 2018 yang bisa tumbuh 5,18%. Di satu sisi, pemerintah dalam APBN 2019 menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,3%. Maka untuk mencapai target 5,3%, pemerintah butuh effort lebih di triwulan II-IV 2019. Pemerintah harus berharap lebih di triwulan II karena siklus pertumbuhan beberapa tahun ini yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pasti di triwulan II. Adanya peristiwa Ramadhan dan Lebaran, serta kenaikan kelas bisa menggenjot konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.

Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2019 ini secara yoy mampu tumbuh sebesar 5,01% atau melambat dari triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 5,08%. Dengan porsi terhadap PDB sebesar 50% lebih, perlambatan tersebut sangat berasa pada pertumbuhan ekonomi secara total. Meskipun begitu, konsumsi rumah tangga ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan angka 2,75% (TW I-2019). Kenaikan beberapa harga pada awal tahun seperti bahan makanan dan tiket pesawat terbang, membuat konsumsi rumah tangga tertahan dan memperlambat pertumbuhannya.

Komponen utama dalam pembentukan PDB sektor pengeluaran lainnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Berbekal menyumbang 1,65% dari pertumbuhan ekonomi, PMTB merupakan sektor terbesar nomor 2, setelah konsumsi rumah tangga. Kinerja PMTB dalam triwulan I-2019 ini menjadi sorotan karena terus mengalami perlambatan dari triwulan III 2018. Pertumbuhan PMTB pada triwulan I-2019 sebesar 5,03% (yoy). Investasi (PMTB) mengalami penurunan terutama pada investasi kendaraan dan peralatan lainnya.  Penurunan Penanaman Modal Asing (PMA) pada awal tahun ini menyebabkan perlambatan pada PMTB.

Daya tarik investasi juga terkait dengan tingkat efisiensi penggunaan modal yang tercermin dari besarnya Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Nilai ICOR Indonesia terus mengalami peningkatan hingga saat ini. Nilai ICOR pada beberapa tahun terakhir mencapai lebih dari 6,3%. Peningkatan ICOR menunjukkan adanya ketidakefisienan dalam penggunaan investasi. ICOR yang efisien biasanya berada pada kisaran angka 3,0-4,0. Semakin tinggi nilai ICOR maka akan terjadi inefisiensi penggunaan modal, diantaranya disebabkan oleh lambatnya kemajuan teknologi.

Sementara sektor lainnya seperti konsumsi pemerintah mengalami percepatan pada triwulan I-2019 dengan tumbuh 5,21% (yoy). Pertumbuhan ini lebih banyak disebabkan adanya penyelenggaran pemilu yang menghabiskan anggaran hingga Rp25 triliun. Sementara itu, kinerja ekspor masing sangat buruk dengan mengalami pertumbuhan minus. Begitu juga dengan impor yang juga mengalami pertumbuhan minus.

Pemerintah bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan cara : 1) peningkatan daya saing dengan menekan angka ICOR melalui perkembangan SDM dan teknologi serta 2) mendorong daya beli kelas menengah untuk menggerakkan konsumsi maupun investasi.

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…