Perkuat Basis Investor - Inovasi Kenyamanan Transaksi di Pasar Modal

Pertumbuhan investor pasar modal tiap tahunnnya terus meningkat seiring dengan positifnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Tengok saja, industri pasar modal menutup tahun 2018 dengan pencapaian positif. Dimana jumlah emiten dan investor melebih target, disusul rata-rata nilai transaksi harian tumbuh 11% menjadi Rp8,5 triliun dan menjadi tertinggi di kawasan regional Asia, melampaui Thailand.

Tahun 2018, BEI mentargetkan jumlah emiten yang bisa melantai di bursa mencapai 35 emiten. Faktanya, hingga 28 Desember 2018 terdapat 57 emiten yang masuk ke Bursa Efek Indonesia. Sementara jumlah single investor identification (SID) tumbuh 44% menjadi 1.613.165 SID. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN) dan efek lain yang tercatat di KSEI. Geliat pertumbuhan industri pasar modal, tentunya harus dibarengi dengan inovasi pelayanan di industri pasar modal agar minat masyarakat yang belum berinvestasi di pasar modal bisa tertarik bertransaksi di pasar modal.

Menjawab kebutuhan investor akan kenyamanan transaksi di pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang merupakan bagian dari SRO pasar modal terus melakukan inovasi. Hal ini merupakan implementasi tujuan jangka panjang KSEI yakni membangun kapasitas dan kapabilitas perusahaan yang setara dengan lembaga penyimpanan dan penyelesaian di tingkat regional.

Direktur Utama KSEI, Fredirica Widya Sari mengatakan, inovasi layanan transaksi di pasar modal merupakan kebutuhan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang semakin dinamis serta dimaksudkan untuk mendukung perkembangan industri pasar modal dan meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi pemakai jasa KSEI. Salah satu inisiasi KSEI di usianya ke-21 dalam mendukung perkembangan industri pasar modal adalah mempermudah pembukaan rekening efek, “Kita permudah seperti simplifikasi pembukaan rekening agar yang diluar pulau Jawa lebih mudah," katanya.

Harapannya dengan simplifikasi pembukaan rekening efek ini, nantinya pasar modal Tanah Air semakin dibanjiri oleh investor baru. Menggandeng kerjasama Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian dalam negeri, kini pembukaan rekening bisa dilakukan dalam waktu kurang dari satu jam. Sebab proses pendataan pembukaan rekening investasi kini cukup memanfaatkan NIK, data kependudukan dan e-KTP."Dulu buka rekening beberapa hari, misalnya di luar Jawa itu bisa semingu. Tapi dengan sekarang kemudahan kita bisa akses data dukcapil bisa dengan cepat. Beberapa sudah coba dengan bank secara langsung, pembukaan rekening bahkan bisa kurang dari 1 jam," papar dia.

Kecepatan itu dikarenakan, Dukcapil menyediakan keterbukaan data calon pembuat rekening. Dengan begitu data tersebut memiliki kualitas yang lebih terjamin dan membuat proses pembuatan rekening tervalidasi lebih capat."Dengan adanya E-KTP yang sudah disediakan dan kita bisa memudahkan kemudahan yang ada. Proses percepatan pembukaan rekening investasi dan peningkatan kualitas data investor,"ungkapnya.

 

Tingkatkan Basis Investor

 

Hal senada juga disampaikan direktur KSEI, Supranoto Prajogo bahwa simplifikasi tersebut merupakan simplifikasi secara proses dan bukan merupakan simplifikasi dalam hal persyaratan. Simplifikasi ini dilakukan dalam rangka peningkatan basis konsumen dengan mempermudah persyaratan untuk menjadi investor di pasar modal. Bila sebelumnya pembukaan rekening efek dan rekening dana nasabah investor pasar modal masih terbatas di kantor pusat perusahaan efek, kini simplifikasi tersebut membuat para calon investor tak lagi mesti jauh-jauh menuju kantor perusahaan efek. Para investor bisa langsung mendaftar melalui aplikasi perusahaan-perusahaan efek tersebut.

Pembukaan rekening efek sebelumnya memakan waktu 3 hari hingga 7 hari. Namun kini, melalui platform dalam jaringan yang diselenggarakan oleh KSEI, para calon investor hanya membutuhkan waktu paling lama 30 menit saja. Supranoto menjelaskan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuka rekening lantaran verifikasi data persyaratan yang dibutuhkan belum terdigitalisasi.

Namun kini dengan platform yang disediakan oleh KSEI tersebut, seluruh proses verifikasi persyaratan sudah dapat dilakukan dalam hitungan menit saja. Hal ini lantaran KSEI sendiri sudah dapat memberikan verifikasi persyaratan lewat kerjasama yang dijalin bersama pihak lain. “Lewat sistem ini, calon investor tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menerima SID dan SRE,” ungkapnya.

Tahun ini sendiri KSEI ditargetkan oleh OJK untuk menambah 250.000 investor pasar modal yang baru. Sedangkan sepanjang tahun 2018 lalu, KSEI berhasil menghimpun sejumlah 850.000 investor. “Itu berarti nanti di akhir tahun harus ada sekitar 1,1 juta investor. Sedangkan per akhir Maret lalu, penambahannya sudah sebesar 30.000 investor baru,” ungkap Supranoto.

Meski sudah berjalan, namun Supranoto menegaskan bahwa simplifikasi ini belum maksimal. Dari 14 perusahaan efek yang mengikuti pilot project simplifikasi ini pada tahun lalu, baru empat perusahaan saja yang sudah bisa mengimplementasikan simplifikasi tersebut. Keempat perusahaan efek itu adalah RHB Sekuritas Indonesia, Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, dan juga BNI Sekuritas. Supranoto sendiri belum bisa memastikan, kapan keduabelas perusahaan sekuritas lainnya bisa turut mengimplementasikan simplifikasi tersebut. “Mereka yang belum bisa mengimplementasikan karena masih harus mengurus aplikasi dan juga kerjasama dengan bank RDN,” jelasnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…