RI Partisipasi Lomba Teh dan Infusion Gourmet di Paris

Jakarta-Setelah 23 kopi Indonesia menang dalam perlombaan gourmet di Paris tahun 2018, kini organisasi gourmet asal Prancis AVPA atau The AgencyfortheValorizationofAgriculturalProducts, bersama Gourmet Selection, pameran utama Prancis untuk para profesional  dan ahli gourmet, menggelar bersama lomba teh dan infusion pada 7 Juni mendatang. Pemenang akan diumumkan pada September 2019. Tahun lalu, Black Tea dari Bankitwangi merupakan satu-satunya teh Indonesia yang memenangkan Gourmet Tea Competition di Paris, Prancis.

Menurut Lauren Pascault, salah satu tea master dari American Tea MastersAssociation dan ketua kompetisi teh & infusion gourmet AVPA, kompetisi tahun ini sangat berbeda dengan tahun sebelumnya. “Tahun ini bukan hanya teh yang bisa ikut kompetisi gourmet, namun berbagai minuman infusion juga bisa ikut, seperti chamomile, thyme, lime, hibiscus, jahe, rooibos, matcha,sereh, dll. Tujuan kami adalah mencari teh atau minuman infusion yang baik untuk kesehatan dan memiliki ciri khas tertentu dalam rasanya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Neraca, pekan ini.

Menurut Annelis Putri, Country Manager AVPA untuk Indonesia, setiap tahunnya, AVPA mengadakan kompetisi Gourmet untuk beberapa produk jadi seperti kopi dan teh, diikuti oleh lebih dari 11 negara penghasil teh dan 24 negara penghasil kopi. Produk-produk yang memenangkan kompetisi ini akan dipertemukan dengan berbagai distributor, cafe dan restaurant di Eropa dan Amerika. “Bulan Maret lalu, kami sudah membeli 14 jenis roasted coffee dari produsen kopi pemenang kompetisi AVPA, termasuk kopi luwak. Saat ini produk tersebut sedang di-taste oleh berbagai agen reseller dan distributor di Paris dan New York.

Putri mengatakan, di Prancis, penggemar berat kopi, teh dan minuman herbal lainnya enggan beli produk tersebut di supermarket. Kebanyakan dari mereka membeli produk tersebut di toko makanan khusus atau epicerie yang mengambil produk minuman tersebut langsung dari negara produsen.

Konsumen di Eropa sadar bahwa produsen traditional tersebut memiliki kualitas dan nilai know-how turun temurun, yang harus dilindungi dari mass industry. Know-how dari produsen tersebutlah yang membuat sebuah produk teh atau bahkan jajanan pasar, memiliki gastronomic value. Itu juga alasan AVPA menyelenggarakan kompetisi ini, agar produsen memiliki nilai tambah untuk produk mereka.

Selain itu, kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan image produsen dalam negeri di pasar international dan menaikkan nilai jual produk jadi. Biasanya produk minuman yang memiliki pengakuan dari konsumen Prancis dapat naik harganya sekitar 15%. Dengan menjual produk jadi, negara penghasil dan produsennya akan lebih untung daripada hanya menjual komoditas saja. mohar

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…