Bank Mandiri Syariah Catatkan Laba Rp243 Miliar

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) mencatatkan kinerja cukup baik dengan mencatatkan laba bersih hingga kuartal I-2019 sebesar Rp243 miliar atau tercatat mampu tumbuh melesat 100% year on year (yoy). Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan peningkatan laba ini ditopang oleh membaiknya pendapatan berbasis fee (Fee Based Income/FBI) dimana FBI Perseroan bersumber dari jasa transaksi dan lainnya.

“Laba sampai dengan Maret 2019 kita tumbuh 100% yoy dibandingkan maret tahun lalu. Saat ini mencapai Rp243 miliar dimana tahun lalu Rp121 miliar,” jelas Toni di Jakarta, seperti dikutip kemarin. Toni menambahkan, FBI mampu tumbuh 27% sedangkan pendapatan bunga juga mampu tumbuh sebesar 15% pada akhir Maret 2019. “Fee base kita dari transaksi kita kembangkan di mobile dan e-channel,” tambah Toni.

Dirinya mengaku sangat optimis terhadap perkembangan bisnis pada tahun 2019. Bahkan pihaknya optimis dapat membukukan Laba hingga Rp1,2 Triliun hingga akhir tahun ini. “Gini tahun lalu saja sepanjang tahun Rp600 miliar dan tahun ini kuartal pertama udah growth seperti ini ya akhir tahun doakan Rp 1 triliun sampai Rp1,2 triliun,” tukas Toni.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, Bank Syariah Mandiri mencatatkan sebesar Rp69,4 triliun atau dapat tumbuh sebesar 13,3%) persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Toni menyebut, realisasi tersebut ditopang oleh sektor konsumer dan retail. “Outstanding pembiayaan kita sampai dengan Maret (2019), Rp69,4 triliun. Sampai dengan akhir tahun (targetnya) Rp75 triliun,” kata Toni.

Toni menambahkan, porsi terbesar pembiayaan ritel masih mendominasi dengan prosentase 60 persen sedangkan sisanya korporasi dan lainnya sekitar 40 persen. Tak hanya itu, Toni juga optimis dengan pertumbuhan yang optimis pihaknya juga dapat menjaga tingkat kualitas pembiayaan yang semakin membaik dengan mencatatkan Non Performing Fund (NPF) dari 3,97 persen menjadi 3,06 persen pada kuartal pertama 2019.

Pihaknya juga bertekad dapat menekan angka NPF hingga akhir tahun sebesar 2,5 persen. “Diperkirakan akhir tahun 2,5 persen. Strategi menekan NPF dengan collection, restrukturisasi dan pelunasan itu menunjukkan tren pembiayaan dengan kualitas semakin baik,” tukas Toni.

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…