Situasi Kembali Panas

 

 

Oleh: Ambara Purusottama

School of Business and Economic

Universitas Prasetiya Mulya

 

 

Kontestasi politik di Indonesia saat ini telah masuk pada babak baru setelah selesai menyelesaikan pemilu serentak. Beberapa peristiwa kurang menyenangkan terjadi pasca pemilu dan hampir pada saat yang bersamaan. Suka tidak suka, situasi tersebut berdampak dan tentunya menyudutkan perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia saat ini meskipun dinilai memiliki pondasi ekonomi yang cukup namun ketidakpastian global masih saja menghantui pasar ekonomi global. Belum lagi tantangan ekspor Indonesia yang dihambat karena hembusan isu lingkungan masih belum terselesaikan. Para tokoh nasional di negeri ini justru ikut memanas-manasi situasi dengan pernyataan-pernyataan yang cukup kontroversial.

Indonesia ditengarai sebagai salah satu negara demokrasi terbesar dunia. Pemilihan umum yang baru saja dilangsungkan mendapat sorotan dunia karena Indonesia dengan sumber daya yang dimiliki mempunyai posisi vital baik di perpolitikan dan perekonomian global. Meskipun dianggap mampu menyelenggarakan pemilu dengan lancar, tidak serta merta membuat situasi perpolitikan dalam negeri ikut mereda. Ketegangan demi ketegangan dan aksi saling tuding terkait kecurangan pemilu masih menjadi tren di masyarakat. KPU sebagai badan yang ditunjuk negara untuk menyelenggarakan pemilu ikut-ikutan menjadi bahan berita. KPU yang dianggap bagian dari pemerintah ikut andil terhadap hasil sementara pemilu yang dianggap berat sebelah.

Hitungan real count yang diperlihatkan dibeberapa media nasional sudah memasuki angka lebih dari 70 persen suara masuk. Hasilnya hingga saat ini salah satu pasangan capres dan cawapres mampu unggul dengan selisih kurang lebih 12-13%-hasil tersebut hampir mirip dengan beberapa lembaga survei independen yang melakukan perhitungan cepat. Transparansi KPU melalui tayangan real count bukannya mendapatkan apresiasi namun justru menjadi cibiran. Tudingan miring pun tidak dapat dihindari dari kedua kubu. Kubu yang unggul maupun yang tertinggal sama-sama saling menyerang. Aksi berbalas tudingan dijawab dengan cara yang sama, tudingan kecurangan. Terlebih kemajuan suara yang dihitung KPU tinggal sepertiga lagi.

Kekhawatiran masyarakat meningkatnya tensi perpolitikan nasional menjadi semakin tinggi. Aksi yang kurang terpuji yang dilakukan para elite menjadikan edukasi politik yang sportif terhadap masyarakat menjadi sia-sia. Cela mencela antar kubu selalu menghiasi kabar utama di media massa sehingga banyak yang menganggap pemilu tidak sesuai dengan landasannya, jujur dan adil. Beberapa aksi demonstrasi yang akan dilangsungkan karena tidak puas dengan hasil real count KPU menjadi berita terpanas saat ini. Ketakutan masyarakat menjadi kian menjadi sebagai dampak ketegangan antar kedua kubu yang tidak mau saling mengalah. Padahal pada akhirnya masyarakatlah yang dirugikan.

Berlaku sportif mungkin menjadi pelajaran berharga yang dapat diambil pada peristiwa pemilu kali ini. Tidak mudah memang, dibutuhkan kelapangan hati yang luar biasa untuk menerima apaun hasilnya. Meskipun bukan menjadi penyebab satu-satunya, panasnya perpolitikan nasional mampu memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian nasional. Beberapa indikator ekonomi, sesaat mengalami koreksi. Bisa ditafsirkan perilaku investor cukup responsif terhadap situasi politik yang kembali memanas. Dalam waktu dekat perekonomian nasional masih akan dihantui oleh faktor panasnya perpolitikan nasional hingga KPU menyatakan selesai menghitung. Hendaknya para tokoh mampu meredam situasi dan menghindari perilaku yang menyulut problematika yang lebih rumit.

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…