Saham Treasury Diserap Inalum - PTBA Manfaatkan Dana Untuk Hilirisasi

NERACA

Jakarta – Sukses melepas saham treasury di pasar, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menggunakan dana segar yang dihimpun untuk mendukung kegiatan investasi dan operasional. “Dana yang didapat akan digunakan untuk mendukung kegiatan investasi dan operasional, seperti hilirisasi, pengembangan sarana angkutan, pelabuhan, dan lain-lain,"kata Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin di Jakarta, kemarin

Sebagai informasi, saham treasury yang dilepas sebagian kecil diserap oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Dimana induk usaha Holding BUMN Industri Pertambangan itu menyerap 20% dari dari 8,50% dari saham simpanan yang dimiliki. Arviyan menambahkan, langkah melepas saham treasury telah sesuai dengan peraturan. Pasalnya, produsen batu bara itu telah mengempit 980,28 juta lembar selama lima tahun.

Manajemen Bukit Asam memasang sejumlah target untuk periode 2019. Dari sisi produksi, perseroan membidik 27,26 juta ton sepanjang 2019 atau tumbuh 3% secara tahunan. Dari sisi penjualan, PTBA mengincar volume 28,38 juta ton atau tumbuh 15% secara tahunan. Perinciannya, penjualan batu bara domestik 13,67 juta ton dan penjualan ekspor 14,71 juta ton.

Adapun, target penjualan tersebut ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke pasar premium sebesar 3 juta ton. Sementara itu, perseroan menganggarkan investasi Rp6,47 triliun. Jumlah itu akan digunakan Rp1,13 triliun untuk investasi rutin dan sisanya Rp5,35 triliun untuk investasi pengembangan.

Sekadar informasi, saat ini pendapatan perseroan dari penjualan batubara sendiri disumbang dari penjualan batubara secara domestik sebesar 46% dan penjualan ekspor sebesar 54%. Sedangkan pendapatan lain di luar penjualan batubara baru sekitar 4%. Pendapatan lainnya itu dimaksud berasal dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Untuk tahun ini, perseroan membidik penjualan batu bara ke pasar ekspor sebesar 12 juta ton atau sekitar 40% dari target volume penjualan tahun ini. Nantinya, rencana ekspor batu bara tersebut merupakan kombinasi batu bara kalori medium dan kalori tinggi. Di kuartal pertama tahun ini, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 5,34 triliun. Pendapatan turun 7,16% bila dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,75 triliun.

Perseroan menjelaskan, penurunan disebabkan oleh pelemahan harga batubara newcastle sebesar tujuh persen. Pelemahan juga terjadi pada harga batubara thermal Indonesia (ICI) sebesar 24% dibandingkan harga rata-rata triwulan pertama 2018. Sementara produksi batubara kuartal I 2019 sebesar 5,70 juta ton atau meningkat 8,0% yoy dari tahun sebelumnya sebesar 5,28 juta ton. Selain ini kapasitas angkutan batubara pun turut meningkat 7,6% menjadi 5,84 juta ton. Disampaikan Arviyan Arifin, peningkatan produksi batu bara berkat peningkatan operasional tersebut, sehingga volume penjualan PTBA mengalami peningkatan 5,6% yoy menjadi 6,65 juta ton, naik dari tahun sebelumnya sebesar 6,30 juta ton.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…