Laba Bersih KINO Melesat Tajam 851%

NERACA

Jakarta - PT Kino Indonesia Tbk (KINO) di kuartal I tahun ini mencetak pertumbuhan laba sebesar Rp 306,13 miliar atau tumbuh tajam 851% dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp 32,19 miliar. Direktur PT Kino Indonesia Tbk, Budi Muljono menjelaskan, selain dari pendapatan penjualan, raihan laba tersebut disokong pula oleh selisih nilai investasi dengan nilai wajar aset neto yang diperoleh pada saat anak perusahaan KINO yaitu PT Kino Food Indonesia diakuisisi oleh entitas induk. Dimana nilai keuntungan tersebut mencapai Rp 264,21 miliar.

Sedangkan di satu sisi, pendapatan perusahaan tumbuh sebesar 20,19% atau sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini. Sedangkan pada kuartal I tahun lalu, pendapatan yang dicatatkan oleh perusahaan sebesar Rp 832, 49 miliar.  “Perolehan pendapatan serta laba sudah memenuhi sekitar 20% dari total target tahun ini. Maka dengan pencapaian tersebut, kita memperkirakan hingga semester 1 nanti, perusahaan dapat memperoleh pertumbuhan laba dan pendapatan 20% lebih tinggi dibanding pada semester I tahun lalu,”ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Asal tahu saja, pada akhir semester I tahun 2018 lalu perusahaan berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 1,7 Triliun dengan laba sebesar Rp 71,7 miliar. Bila begitu maka perusahaan memproyeksikan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp 2,04 triliun pada semester I tahun ini. Sedangkan laba yang coba diraih sebesar Rp 86,04 miliar pada akhir semester I nanti.

Budi sendiri optimistis mengenai target pertumbuhan pendapatan dan laba tersebut. Menurutnya, produk-produk KINO masih memiliki upside yang tinggi. Hal itu sudah dibuktikan dengan kinerja KINO sepanjang tahun lalu. “Industri FMCG hampir tidak tumbuh tapi KINO masih mampu mencatatkan pertumbuhan dua digit,” jelas Budi.

Untuk itu KINO bakalan mengandalkan produk-produk personal care sebagai andalan kinerja mereka tahun ini. Selain di kuartal pertama tahun ini, perseroan juga telah menyerap sebanyak 30% dari total belanja modal perusahaan. Sebelumnya, perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 300 miliar dan sumber pendanaan dari kas internal serta sisa dana initial public offering (IPO).

Sekitar Rp 90 miliar alokasi dana tersebut sudah direalisasikan untuk berbagai kebutuhan perusahaan. Di antaranya untuk meningkatkan kapasitas mesin produksi. Budi mengatakan saat ini ekspansi KINO di luar negeri sendiri masih terbatas di Asia Tenggara. Namun dirinya tidak ragu, KINO bisa meraih 10% dari total penjualan tahun ini berasal dari ekspor.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…