Ekonomi Kuartal I-2019 Kehilangan Greget

Oleh: Pril Huseno

Pengumuman BPS terakhir (6/5/2019) menjadi sinyal yang harus diwaspadai. Sampai dengan kuartal I 2019, angka konsumsi rumah tangga hanya naik menjadi 5,01 persen pada kuartal I/2019 dibanding 4,94 persen pada tahun sebelumnya.

Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019--yang sebelumya diperkirakan menjadi 5,2 persen--ternyata hanya mampu tumbuh 5,07 persen saja. Pertumbuhan ekonomi 2018 sendiri tercatat 5,17 persen.

Konsumsi rumah tangga tumbuh melambat, diperkirakan karena naiknya harga tiket pesawat. Kenaikan harga tiket pesawat berpengaruh pada menurunnya jumlah penumpang pesawat, angka tingkat hunian hotel, transportasi, dan logistik. Padahal, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pembentukan PDB nasional atau sekitar 55 persen.

Di sektor industri yang seharusnya mampu menjadi jangkar dari pertumbuhan ekonomi nasional, ternyata tumbuh lebih lambat sebesar 3,86 persen (yoy) dibanding kuartal sebelumnya sebesar 4,25 persen. Lebih rendah dibanding sektor pertanian dan pertambangan.

Investasi sebagai salah satu unsur dalam pembentukan PDB juga terus melemah. Hanya tumbuh 5,03 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, sebesar 7,94 persen.

Belum diketahui mengapa investasi mengalami perlemahan sedemikian besar terhadap PDB bahkan dalam enam kuartal terakhir. Pelemahan saat ini diperkirakan karena impor bahan baku untuk infrastruktur yang dikurangi guna menekan angka defisit current account.

Perdagangan juga melemah, kinerja ekspor menurun jauh hanya 2,08 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,94 persen. Hal itu terjadi diperkirakan karena berkurangnya investasi masuk, yang seharusnya dapat mendorong sisi produksi.

Mengapa pada kuartal I/2019 ini beberapa indikator kinerja perekonomian terutama unsur-unsur yang membentuk pertumbuhan ekonomi terlihat melemah? Adakah hubungannya dengan pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia, ataukah hanya gejala musiman seperti tahun lalu? 

Sebetulnya jika keadaan membaik, pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sumbangan angka ekspor yang melebihi angka impor, begitupun angka investasi yang tinggi terutama FDI, sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Tingginya ekspor, tentunya harus ditopang oleh industrialisasi yang mampu memproduksi barang yang dapat diterima oleh pangsa internasional dan menghasilkan devisa.

Namun faktor stimulus kegiatan produksi dari sisi moneter, masih tertahan oleh kebijakan Bank Indonesia yang masih enggan menurunkan sukubunga acuan.

Kondisi industri yang masih perlu perbaikan serius menjadikan konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar PDB. Konsumsi rumah tangga biasanya diambil dari angka belanja rumah tangga dalam satu periode tertentu, diantaranya berupa belanja masyarakat di sektor ritel.

Sektor ritel yang pada 2017-2018 mengalami kontraksi dengan banyaknya pertokoan besar yang tutup dan angka penjualan ritel yang menurun drastis akibat daya beli masyarakat yang  menurun, diharapkan dapat terbantu oleh kenaikan belanja masyarakat selama puasa dan hari raya Idul Fitri.

Melihat kecenderungan yang terjadi, dapatkah target pertumbuhan ekonomi pada 2019 sebesar 5,3 persen tercapai? Apakah prasyarat kinerja untuk mencapai target tersebut masih akan membaik pada kuartal berikutnya? Rekomendasi apa saja yang dapat diberikan? (www.watyutink.com)

BERITA TERKAIT

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…