Tak Penting Presiden Bank Dunia

NERACA

Jakarta—Hilangnya nama Mantan Menteri Keuangan Indonesia,  Sri Mulyani  dalam bursa kandidat Presiden Bank Dunia (BD) justru mengutungkan Indonesia. Alasanya Indonesia tak terlalu mementingka pinjaman dari Bank Dunia. Bahkan Bank Dunia tidak member berdampak terhadap perekonomian Indonesia secara global.  “Lebih banyak pada kepemimpinan dan kompetensi, karena kita tidak mementingkan pinjaman Bank Dunia, “kata ekonom FE UGM,  Anggito Abimanyu di Jakarta.

Menurut Mantan Kepala Badan Kebijkan Fiskal ini menambahkan perekonomian Indonesia lebih banyak didorog dari private sector dan BUMN.  “finansial kita lebih banyak dari private sector (perusahaan badan usaha milik negara),” tambahya

Tak beda jauh dengan pendapat  ekonom Indef, Ahmad Erani Yustika yang menyatakan dengan semakin jauhnya Bank Dunia dari Indonesia, hal itu akan semakin menguntungkan bagi perekonomian dalam negeri mengingat pengalaman Indonesia dengan IMF beberapa dekade terakhir.          

Berdasar hasil pengumuman yang dimuat di situs Bank Dunia, nama Sri Mulyani dipastikan tidak ada. Padahal, dalam polling yang dilakukan sebuah situs, nama mantan menteri keuangan tersebut menduduki peringkat pertama dengan dukungan lebih dari 80%. Hal ini terjadi karena Pemerintah Indonesia tidak memberi dukungan.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan pihaknya tidak mendukung kandidat Presiden Bank Dunia berdasarkan latar belakang kewarganegaraan, tetapi lebih pada kompetensi kandidat tersebut dalam kepemimpinan di Bank Dunia.  “Ke depan ini kita tidak lagi mendukung kandidat berdasarkan latar belakang kewarganegaraan, tapi yang akan kita perjuangkan posisi Indonesia di dunia,”kata Mahendra saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jakarta.

Mahendra telah mengetahui ada beberapa calon yang memimpin organisasi terebut. Siapa yang patut didukung, menurut dia, adalah kandidat yang bisa mewakili kepentingan negara berkembang.

Sebelumnya, ekonom asal Amerika Serikat (AS) Jeffrey Sachs melakukan lobi dan mendesak Presiden Barrack Obama  memberikan dukungan buat  Sachs sebagai wakil dari AS.  "Sudah dikonfirmasi nama saya masuk dalam nominasi oleh salah satu pemerintah yang mendukung saya dalam pemilihan ini," kata Sachs kepada AFP

Sach, Pria berumur 57 tahun yang saat ini juga menjabat sebagai direktur di Earth Institute di Columbia University, juga sebagai penasihat khusus Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon. "Saya ini praktisi ekonom, akademisi dan penulis. Pekerjaan saya berhubungan dengan kemiskinan dan kelaparan, bukan laporan keuangan perusahaan atau pemerintah," tambahnya

Pihak Bank Dunia sendiri menolak untuk berkomentar atas hal ini. Pasalnya, mereka masih menunggu tenggat waktu pendaftaran kandidat untuk selanjutnya mengambil tiga calon saja untuk saling bersaing. Pada awal Maret lalu, Sachs pernah menyinggung bahwa ia tertarik untuk meneruskan posisi Presiden Bank Dunia setelah ditinggalkan Robert Zoellick, yang akan lengses Juni ini. "Tidak seperti presiden Bank Dunia lainnya, saya tidak berasal dari Wall Street atau anggota politik AS," ujarnya. **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…