Investor Wait And See Menunggu Kepastian BBM

Neraca 

Jakarta – Setelah libur panjang akhir pekan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin awal pekan diperkirakan akan bergerak menguat terbatas seiring dengan keputusan akhir penetapan harga kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut pengamat pasar  modal Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, finali penetapan harga BBM menjadi kabar yang ditunggu pelaku pasar untuk mempertimbangkan investasi berikutnya, “Mengawali Senin awal mendatang, indeks BEI diperkirakan akan bergerak "mixed" dengan kecenderungan menguat terbatas. Indeks diproyeksikan akan bergerak pada kisaran `support-resistance` di level 4.020 - 4.068 poin,”katanya di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Dia juga merekomendasikan beberapa saham pilihan diantaranya, Astra International (ASII), Bank Rakyat indonesia (BBRI), Bank Pan Indonesia (PNBN), Panin Financial (PNLF), Colorpak Indonesia (CLPI), Indomobil (IMAS).

Pada perdagangan Kamis kemarin, IHSG ditutup naik tipis 5,325 poin (0,13%) ke level 4.041,559. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,579 poin (0,10%) ke level 696,810. Aksi beli di saham-saham lapis dua makin marak menjelang penutupan perdagangan. Sehingga indeks berhasil balik ke zona hijau setelah sebelumnya turun cukup dalam.

Indeks sektoral pun banyak yang berbalik arah ke zona hijau, sehingga enam sektor menguat dipimpin sektor aneka industri. Sementara empat sektor lainnya masih melemah. Volume transaksi kemarin meningkat tajam antara lain karena adanya transaksi tutup sendiri saham Tower Bersama (TBIG) di pasar negosiasi senilai Rp 1,459 triliun oleh beberapa broker. Harga transaksi per sahamnya sekitar Rp 2.900.

Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 264,515 miliar di seluruh pasar. Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 99.593 kali pada volume 6,782 juta lot saham senilai Rp 4,82 triliun. Sebanyak 117 saham naik, sisanya 123 saham turun, dan 112 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Indomobil (IMAS) naik Rp 750 ke Rp 15.150, Astra Internasional (ASII) naik Rp 550 ke Rp 72.200, Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 450 ke Rp 4.475, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 400 ke Rp 21.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, Semen Gresik (SMGR) turun Rp 500 ke Rp 11.900, Mandom (TCID) turun Rp 350 ke Rp 8.250, dan Voksel (VOKS) turun Rp 150 ke Rp 1.200.

Menutup perdagangan sesi I, IHSG juga ditutup naik tipis 2,813 poin (0,06%) ke level 4.039,047. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,124 poin (0,01%) ke level 696,255. Aksi beli investor asing masih terus berlanjut meski tidak seagresif kemarin. Aksi beli ini diimbangi dengan pelepasan saham oleh investor lokal.

Saham-saham tambang menjadi yang paling banyak kena aksi jual, bersama dengan industri dasar, perdagangan serta infrastruktur. Saham-saham lapis dua di sektor aneka industri menguat paling tinggi.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 52.109 kali pada volume 3,921 juta lot saham senilai Rp 3,019 triliun. Sebanyak 98 saham naik, sisanya 121 saham turun, dan 103 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 600 ke Rp 72.250, Indomobil (IMAS) naik Rp 550 ke Rp 14.950, Sumber Alfaria (AMRT) naik Rp 450 ke Rp 4.475, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 400 ke Rp 21.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.000 ke Rp 13.000, United Tractor (UNTR) turun Rp 450 ke Rp 31.000, Mandom (TCID) turun Rp 350 ke Rp 8.250, dan Semen Gresik (SMGR) turun Rp 200 ke Rp 12.200.

Sementara pada saat pembukaan perdagangan, IHSG dibuka turun 0,60 poin atau 0,01% ke posisi 4.035,69, sementara Indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 0,20 poin atau 0,03% ke posisi 695,93 poin. “IHSG dibuka turun tipis terkait dampak dari ekspektasi melemahnya pertumbuhan ekonomi China," kata Purwoko Sartono.

Dia menambahkan, beberapa korporasi besar di China mengumumkan kinerja mereka yang di bawah ekspektasi analis. Meski demikian, lanjut dia, IHSG berangsur "rebound" sehubungan dengan antisipasi angka penjualan rumah di Amerika Serikat (AS) serta persetujuan parlemen Yunani untuk mendapatkan "bailout" Eropa.

Sementara analis Sinarmas Sekuritas, Jeff Tan menambahkan, pada perdagangan Kamis, secara teknikal indeks BEI diperkirakan bergerak berfluktuasi dengan kecenderungan menguat pada kisaran 4.022-4.050. "Data tingkat penjualan rumah di AS serta antisipasi akan data manufaktur China dan uni Eropa ,dapat memberikan sentimen terhadap indeks," ujar dia.

Tercatat bursa regional diantaranya indeks Hang Seng menguat 112,55 poin (0,54%) ke level 20.969,18, indeks Nikkei-225 turun 40,22 poin (0,40%) ke level 10.126,71 dan Straits Times melemah 13,99 poin (0,47%) ke level 2.991,76. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…