Inaplas : Daur Ulang, Atasi Masalah Sampah Plastik

Inaplas : Daur Ulang, Atasi Masalah Sampah Plastik

NERACA

Jakarta - Pelarangan peredaran kantong plastik diyakini tidak akan menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia. Pelarangan peredaran tersebut justru akan mengganggu terciptanya circular economy dimana masa depan penanggulangan sampah adalah melalui daur ulang.

Asosiasi Industri Aromatika, Olefin, dan Plastik (Inaplas) menilai pengelolaan sampah dimulai dari hulu atau sejak di lingkup rumah tangga, dapat menciptakan nilai ekonomi. Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiyono mengatakan, faktor pencemaran sampah terhadap lingkungan yaitu sebenarnya perilaku konsumen yang belum melihat hal ini sebagai nilai ekonomi.

"Saat ini industri daur ulang plastik hanya jalan 80% kapasitasnya, padahal sampah plastik masih banyak, ini disebabkan karena sampah kita belum terpilah. Biaya sortir/pilah berkisar 50% dari cost recycle," tutur Fajar saat dihubungi, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, plastik sangat bermanfaat bagi kehidupan, dan dianggap menjadi masalah ketika sudah menjadi sampah. Maka, yang perlu dibenahi adalah pengelolaan sampah, bukan dengan melarang produk plastik. Industri plastik pada dasarnya mendukung penuh pengelolaan sampah dan minimalisir jumlah sampah dengan meningkatkan daur ulang berbagai sampah.

"Tapi yang penting itu, perubahan perilaku masyarakat yang tidak lagi melihat plastik sebagai sampah, tapi sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Kemudian menerapkan prinsip zero waste to landfill dengan memilah sampah di rumah, daur ulang dan composting, dan lainnya," paparnya.

Beberapa daerah sebenarnya sudah mulai menerapkan inovasi pemanfaatan plastik salah satunya adalah Kulonprogo yang patut dijadikan contoh bagi daerah lainnya. Sampah kantong plastik di sana diolah menjadi bahan campuran aspal untuk proyek rehabilitasi jalan penghubung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur di ruas Nanggulan-Sentolo. Aspal campuran sampah plastik terbukti mampu meningkatkan kualitas jalan yang lebih kuat dan tidak mudah rusak.

Fajar pun tak sependapat jika produk plastik menjadi biang kerok pencemaran lingkungan, dimana konsumsi plastik di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara lainnya."Per kapita konsumsi plastik per tahun, Indonesia 23 kg, Singapore 60 kg, Thailand 40 kg, Malaysia 50 kg, dan Jepang 100 kg," katanya.

Koordinator Kemitraan Kota Hijau Nirwono Joga mengatakan, merujuk Perpres Nomor 97/2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, semua pemangku kepentingan harus terlibat mengelola sampah.

Salah satunya, pemerintah perlu mengintervensi pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir, seperti pemilahan sampah mulai dari tingkat rumah tangga, RT/RW, kelurahan, kecamatan, dan kota/ kabupaten.

"Optimalisasikan pengolahan sampah organik menjadi kompos 100%, pemilahan sampah anorganik di bank sampah untuk didaur-ulang, digunakan ulang, atau diperbaiki untuk dijual kembali, hingga pengolahan residu sampah B3," katanya.

Diketahui, pengelolaan sampah organik, saat ini sedang menjadi tren baru adalah menggunakan Budidaya lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) dengan nama latin Hermetia illucens yang telah dikembangkan oleh warga di Desa Sokawera, Banyumas, Jawa Tengah

Dusun Larangan telah memantapkan menjadi “Kampung Laler”, karena nantinya seluruh warga akan membudidayakan lalat BSF tersebut. BSF tak sekadar mampu meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga sebagai salah satu solusi untuk menangani sampah. Mohar/Iwan

 

 

BERITA TERKAIT

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

PDIP Dinilai Belum 100% Dukung Gugatan Sengketa Pilpres

  NERACA Jakarta-Proses sidang gugatan sengketa pemilu presiden (pilpres) 2024 yang diajukan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK),…

Komisi VI: Persiapan Pertamina Hadapi Lebaran 2024 Lebih Baik

  NERACA Jakarta-Komisi VI DPR RI kompak mengapresiasi kerja keras Pertamina dalam menyiapkan pasokan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM)…

Tingkatkan Kualitas Produk, SesKemenKopUKM Dorong Koperasi Masuk PMO Kopi Nusantara

NERACA Subang - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mendorong koperasi-koperasi produsen kopi masuk ke dalam program…