Penjualan Cokelat COCO Capai Rp 157,58 Miliar

NERACA

Jakarta – Sukses mencatatkan saham perdananya di pasar modal, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) juga sukses mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2018 kemarin. Pasalnya, perusahaan coklat ini berhasil membukukan pendapatan naik 13,46% secara year on year (yoy) menjadi Rp 157,58 miliar di akhir 2018.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin dijelaskan, pendapatan COCO ditopang oleh penjualan compound chocolate yang naik 31% yoy menjadi Rp 91,20 miliar. Namun penjualan segmen real chocolate turun tipis 1,1% yoy menjadi Rp 51,23 miliar. Begitu juga dengan segmen cocoa powder yang turun 14% yoy menjadi Rp 15,13 miliar. Dari sisi penjualan ekspor juga masih turun 29% yoy menjadi Rp 1,34 miliar. Namun penjualan lokal COCO tercatat naik 14% yoy menjadi Rp 156,23 miliar di akhir 2018.

Beban pokok pendapatan COCO juga ikut naik 14,84% yoy menjadi Rp 133,75 miliar. Beban penjualan tercatat turun 19,74% menuju Rp 3,94 miliar di akhir 2018. Alhasil laba bersih atau laba tahun berjalan COCO meningkat 50% yoy menjadi Rp 3,09 miliar di akhir tahun lalu. Total aset COCO di akhir 2018 juga naik 63,08% yoy menuju Rp 162,74 miliar. Dengan kas dan setara kas di akhir 2018 sebesar Rp 260,19 juta atau naik 76% yoy. Liabilitas juga naik 31% yoy menjadi Rp 112,53 miliar. Ekuitas juga naik 256% yoy menjadi Rp 50,21 miliar di akhir 2018.

Asal tahu saja, perseroan resmi menjadi emiten ke-7 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019 dan ke-626 di bursa saat ini. Perseroan menggunakan hasil dana IPO sebesar Rp33,2 miliar untuk belanja modal. Hasil dana IPO setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 23,03% digunakan untuk belanja modal berupa tanah seluas 6.280 meter persegi yang berlokasi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. 

Lebih lanjut, sekitar 15,81% digunakan untuk pembayaran uang muka kepada kontraktor untuk membangun pabrik seluas 2.291,60 meter persegi di Jalan Raya Parakan Muncang-Tanjungsari, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pembangunan pabrik direncanakan mulai Juni 2019. Sementara itu, 61,16% sisanya akan digunakan sebagai pembayaran uang muka pembelian mesin baru untuk produksi.

Total nilai pembelian mesin baru sebesar Rp18,56 miliar. COCO akan memiliki total kapasitas sebesar 10.600 ton pada 2021 setelah penambahan mesin baru, dari kapasitas saat ini sebesar 6.000 ton. Perseroan yang dikenal dengan merek dagang Schoko ini memasang target penjualan sekitar Rp200 miliar pada 2019, naik 31,56% dibandingkan dengan realisasi penjualan 2018 sebesar Rp152 miliar.

Adapun, laba 2019 ditarget sebesar Rp4 miliar, naik 33,33% dibandingkan dengan realisasi laba 2018 sebesar Rp3 miliar. Perseroan begitu optimistis dapat meningkatkan penjualan seiring konsumsi coklat di Indonesia yang masih rendah yakni 400 gram per tahun per orang. Apalagi, setelah mesin baru beroperasi penuh pada 2021, penjualan bisa mencapai Rp250 miliar dan laba Rp11 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…