Hindari Menuduh KPU Curang, Kroscek Terlebih Dahulu

 

Oleh : Allysa Sahid, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) khawatir bahwa informasi – informasi yang sesat dan tidak benar alias hoax dapat menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan Pemilu. Hal ini tidak hanya menyangkut pada proses penyelenggaraan pemilu saja, tetapi juga hasil pemilu menjadi kekhawatiran tersendiri bahwa KPU akan mengalami delegitimasi dari masyarakat akibat munculnya hoax.

Komisioner KPU Wahyu Setiawan menjelaskan, jika kemudian kepercayaan masyarakat terhadap proses Pemilu itu dirusak, maka hasil Pemilu bisa tidak dipercayai juga. Inilah yang dia maksudkan bahwa berita hoax jelas berakibat pada delegitimasi Pemilu 2019. Sebelumnya KPU telah melaporkan 3 akun sosial media kepada Bareskrim Polri, terkait dengan hoaks settingan server KPU di Singapura yang disebut memenangkan salah satu pasangan capres – cawapres. Selain Itu KPU juga pernah diserang dengan hoaks 7 kontainer yang berisi surat suara yang sudah tercoblos.

“Nah, kita serahkan kepada pihak yang berwenang untuk memproses secara hukum laporan kami, sehingga bisa jadi bertambah akun – akun itu karena seiring waktu. Kita serahkan kepada penegak hukum untuk menangani itu,” ucap Wahyu.

Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak begitu saja percaya dengan hoaks – hoaks, apalagi hoaks yang berupaya untuk mendelegitimasi Pemilu. “Dicari dulu informasi pembandingnya. Tabbayun sehingga masyarakat tidak tertipu dengan berita hoaks. Kan KPU juga menjaga masyarakat dari berita – berita hoaks,” pungkasnya.

Harus disadari bahwa salah satu persoalan yang pelik yaitu berita hoax yang kerap menjebak seseorang untuk mempercayai dan membagikannya.

Ma’ruf Amin juga pernah menjadi Korban Hoax, dimana pada momen sebelum pengambilan nomor urut di KPU. Pada waktu itu, dirinya dan Jokowi menghadiri acara relawan di Tugu Proklamasi, sebelum berangkat ke KPU. Pada saat ada lagu tentang Jokowi, dirinya ikut bertepuk tangan, namun ada berita hoax yang menyebutkan bahwa dirinya berjoget.

“Wong saya saja waktu ada pertemuan di Tugu Proklamasi waktu itu ada lagu memuji pak Jokowi, banyak orang berjoged, saya bertepuk tangan, itu diberitakan saya berjoged. Saya bilang matanya rabun barangkali, orang tepuk tangan kok dibilang joged,” ujar Ma’ruf.

Dirinya berpendapat bahwa hoax tersebut memang di desain dan dirancang sebagai upaya untuk mendiskreditkan dirinya. Menurut Ma’ruf tujuan dari yang membuat berita adalah membuat dirinya kehilangan kredibilitas sebagai ulama.

Komisioner KPU DIY, Siti Ghoniatun pernah menyampaikan bahwa masyarakat perlu berfikir cerdas dan melakukan tabayyun dalam memilah dan memilih informasi agar mampu terwujud pemilu yang berintegritas. Dirinya juga mengungkapkan, ketika masyarakat langsung menyebarluaskan informasi tanpa adanya tabbayun dan memilah informasi yang benar maka hal tersebut akan berujung pada informasi yang salah dan dapat berakibat pada ancaman hukum.

Siti mengungkapkan bahwa menyebarkan berita yang tidak benar alias hoax ada ancaman pidananya, dan juga itu tidak baik karena membuat keresahan masyarakat. Dengan tidak adanya informasi yang hoax tentu akan mengakibatkan terwujudnya pemilu yang aman, kondusif dan terpercaya. Sehingga tercipta Pemilu yang berintegritas. Oleh karenanya, Siti juga terus mengingatkan kepada masyarakat untuk cerdas dalam memilah dan memilih informasi yang akan disebarkan agar pemilu yang berintegritas dapat terwujud.

Dalam kesempatan berbeda, Ilham Saputra selaku Komisioner KPU menghimbau agar masyarakat publik tidak menuding bahwa pihaknya curang karena karena kesalahan sejumlah entry data di Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng). Situng memang berfungsi sebagai transparansi penghitungan dan rekapitulasi suara. Tetapi, jika ditemukan beberapa kesalahan, jangan kemudian dianggap KPU curang dan melakukan entry data yang salah secara sengaja.

“Masyarakat silakan memantau situng, kemudian memastikan C1 itu yang masyarakat pegang atau tidak ada kesesuaian silahkan laporkan kepada kami. Tapi tidak dengan cara kemudian memviralkan dan menganggap buat meme – meme KPU curang, tidak ada sama sekali seperti itu,” ujar Ilham.

Kesalahan entry data tersebut dimungkinkan karena petugas mengalami kelelahan karena selama 24 jam bertugas melakukan entry data dari C1 ke Situng. Beberapa kesalahan tersebut juga terus diperbaiki hingga saat ini. Tentu masyarakat dihimbau agar tidak berspekulasi akan adanya kesalahan entry yang merupakan bagian dari serangan Siber yang sempat diasumsikan, padahal nyatanya kesalahan Entry data Situng adalah mutlak dari human error.

 

BERITA TERKAIT

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…

BERITA LAINNYA DI Opini

Jaga Stabilitas Keamanan untuk Dukung Percepatan Pembangunan Papua

    Oleh: Maria Tabuni, Mahasiswa Papua tinggal di Bali   Aparat keamanan tidak pernah mengenal kata lelah untuk terus…

Konsep Megalopolitan di Jabodetabek, Layu Sebelum Berkembang

Pada saat ini, kota-kota Indonesia belum bisa memberikan tanda-tanda positif mengenai kemunculan peradaban kota yang tangguh di masa datang. Suram…

Pasca Pemilu Wujudkan Bangsa Maju Bersatu Bersama

    Oleh: Habib Munawarman,Pemerhati Sosial Budaya   Persatuan dan kesatuan antar masyarakat di Indonesia pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu)…