Bukukan Rugi US$ 17,14 Juta - Mitrabahtera Segara Tunda Bagi Dividen

NERACA

Jakarta – Mempertimbangkan besarnya kebutuhan pendanaan ekspansi di tahun ini,  menjadi alasan bagi PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) untuk tidak membagikan dividen untuk buku tahun 2018 kepada para investor. Apalagi, tahun lalu emiten pelayaran ini mencatatkan rugi senilai US$ 17,14 juta di tahun lalu. Padahal, perseroan masih mencatat kenaikan pendapatan 10,1% menjadi US$ 75,38 juta di 2018 atau meningkat sebesar 10,1% dari tahun 2017 di angka US$ 68,5 juta.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, keputusan untuk tidak membagikan deviden telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Perseroan menyebutkan, peningkatan pendapatan tahun lalu terutama didapat dari kontribusi barging yang dikarenakan oleh efek penyesuaian tarif pada kuartal III, dan juga alokasi set yang lebih banyak pada time charter.

Peningkatan pada barging sejalan dengan peningkatan volume batu bara yang diangkut sebesar 19,4%. Floating crane mencatat peningkatan pendapatan sebesar 8,9% dibandingkan tahun 2017. RUPST juga memberikan kuasa serta wewenang kepada dewan komisaris perseroan untuk menunjuk akuntan publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan tahun 2019. Selain itu, pemegang saham juga memberikan persetujuan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama: : Azis Armand, komisaris: Nurcahya Basuki, komisaris: Andrew Clarke, komisaris independen: Agoes R. Silaban dan Harry Wiguna.

Sementara Direktur Utama: Carla Susana Iria Germino, Wakil Direktur Utama Direktur: Lucas Djunaidi, Direktur: Burhan Sutanto, Surya Aribowo dan Adhitya Nugroho. Perseroan juga mengungkapkan, di kuartal pertama tahun ini berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 20,9 juta atau meningkat sebanyak 45,1% dibandingkan priode yang sama tahun lalu di level US$ 14,4 juta.

Disampaikan Lucas, peningkatan ini dialami karena adanya kontribusi pendapatan kontrak berbasis volume sebesar US$ 2,3 juta dan dari kontrak berbasis time charter sebesar US$ 1,8 juta. Dirinya melanjutkan, kinerja floating crane juga mencatat peningkatan di angka US$ 1,8 juta, terutama yang didorong oleh optimalisasi produktifitas.

Perseroan juga melakukan efisiensi biaya dengan mengendalikan biaya langsung yang lebih rendah daripada kenaikan pendapatan, yang ditunjukkan dengan total biaya US$ 16,5 juta pada Kuartal I 2019. Strategi tersebut mampu meningkatkan kinerja sebesar 2,5% dari kuartal I-2018 di nilai US$16,1 juta. Melihat strategi yang prospektif tersebut, perseroan berencana mempertahankan kebijakan ini agar produktifitas dapat terus meningkat.

Ke depannya, MBSS akan lebih efektif dan efisien mengalokasikan capex sebesar US$ 11 juta untuk perampingan organisasi, hingga diversifikasi dalam berbagai bisnis. Salah satu contohnya adalah pengangkutan bahan minyak, hingga timah.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…