Selamatkan Bumi dari Sampah Plastik - BNI Syariah Dukung UMKM Lakukan Green Activity

Besarnya tingkat konsumsi masyarakat pada produk plastik, menjadikan Indonesia sebagai negara peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok. Kondisi ini diperburuk kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang berdampak pada kerusakan alam sekitar. Ya, persoalan sampah plastik merupakan isu lingkungan yang patut diperhatikan serius, mengingat kantong plastik dan jenis plastik lainnya sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.

Kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan menjadi sampah. Terlebih lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan. Berangkat dari kepedulian pada lingkungan hidup, BNI Syariah mendukung program pemerintah yaitu SDG’s (Sustainable Development Goals) dan Green Banking. Dimana perseroan akan terus mendorong pengusaha UMKM dalam menerapkan green activity.  Salah satu bentuk dukungan terkini adalah pendampingan dan pemberian modal usaha kepada tokoh lingkungan yang telah mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah tahun 2017 yaitu Karsin.

Tokoh lingkungan asal Purbalingga ini mengolah sampah limbah plastik menjadi paving block dengan memberdayakan masyarakat di daerahnya. Melalui pendampingan usaha, BNI Syariah mendorong usaha Karsin untuk berkembang sampai ‘bankable’, sehingga dapat memperoleh fasilitas pembiayaan dari bank. “Dukungan yang diberikan Karsin sejalan dengan misi BNI Syariah berupaya untuk menerapkan ekosistem perbankan yang ramah lingkungan dan ramah bagi iklim. Hal ini sesuai dengan ayat suci Al-Qur’an QS. Al-Araf:7, dimana kita dilarang untuk berbuat kerusakan di muka bumi,”kata Corporate Secretary BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari di Jakarta, kemarin.

Kemudian sebagai komitmen pada green banking, perseroan juga terus mendorong penyaluran pembiayaan berbasis lingkungan. Bila tahun lalu BNI Syariah berhasil menyalurkan green financing sebesar 20% dari total pembiayaannya. Maka di tahun ini target green financing tahun ini sama di kisaran 20% dari total pembiayaan. Alasanya, perseroan masih baru di program tersebut. Disampaikannya pula, green financing BNI Syariah juga mayoritas disalurkan kepada sektor UMKM, khususnya di bidang kuliner.

Selain melalui pembiayaan, BNI Syariah juga turut mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui penyaluran zakat. Tahun lalu dari zakat senilai Rp 13,37 miliar yang disalurkan BNI Syariah, sebesar Rp 2,2 miliar disalurkan ke kegiatan sosial dan lingkungan. Dana tersebut merupakan bagian dari alokasi penyaluran dana BNI Syariah ke beberapa sektor. Secara total, pada tahun lalu penyaluran zakat BNI Syariah tahun 2018 di sektor pendidikan, kemanusiaan, ekonomi dan dakwah sebesar Rp 13.37 Miliar.

Masih dalam rangka kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan pada lingkungan, lanjut Rima, perseroan selalu aktif mengkampanyekan isu lingkungan. Bila tahun lalu, melakukan penanaman kembali penghijauan di bumi dan tahun ini lewat Hasanah Earth Day 2019 mengangkat tema soal sampah plastik.  Hal ini juga dalam rangka memperingati hari Bumi dengan mengambil isu penggunaan plastik yang bisa berakibat pada kelangsungan ekosistem makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan. Kandungan pada plastik yang sulit dihancurkan akan mengendap dalam tanah dan merusak ekosistem.

 

 

Green Banking

 

 

Untuk pengurangan sampah plastik, lanjut Rima, perseroan telah menerapkan green banking baik dilakukan oleh manajemen dan pegawai BNI Syariah dengan membawa tumbler sebagai kebiasaan yang Hasanah dalam bekerja, baik saat meeting di dalam dan luar kantor. Selain itu, BNI Syariah juga telah berupaya mengurangi limbah plastik dan melakukan pengolahan limbah kertas. Menurut data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Sementara Perwakilan UNDP Indonesia, Tony Hutabarat membenarkan bahwa sampah plastik ini berbahaya sebab ada yang tidak bisa terurai malah akan menjadi mikro plastik."Plastik yang degradable ini yang bahaya ketika kena hujan, panas, lalu ada bagian yang tidak terurai dan menjadi mikro plastik ini tidak bisa terserap oleh alam dan mikro plastik ini yang bahaya, bisa masuk menjadi komponen dirantai makanan kita, sangat sangat sedikit sekali plastik yang biodegradable," ungkap Tony.

Sebagai informasi, data dari Kementerian LHK menyebutkan, saat ini sampah Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 64% berakhir di TPA. Sementara menurut data BPS, tingkat perilaku memilah sampah di rumah tangga masih relatif rendah, yaitu 18,84%. Sementara perilaku tidak memilah sampah sebelum dibuang masih relatif tinggi yaitu 81,16%. Dalam Perpres No. 97/2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah, ditetapkan target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025, ditambah dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025.

Asal tahu saja, setiap tahun produksi plastik menghasilkan sekitar delapan persen hasil produksi minyak dunia atau sekitar 12 juta barel minyak atau setara 14 juta pohon. Lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50% dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Dari angka tersebut, hanya lima persen yang benar-benar di daur ulang.

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…