Sentimen Negatif Harga di Pasar - Pendapatan Bukit Asam Terkoreksi 7,16%

NERACA

Jakarta – Tren penurunan harga batu bara di pasar memberikan dampak terhadap perolehan pendapatan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Pasalnya, di kuartal pertama tahun ini, perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 5,34 triliun. Pendapatan turun 7,16% bila dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,75 triliun.

Kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, pendapatan ini ditopang oleh pendapatan penjualan batubara domestik sebesar 46%, ekspor 50% dan aktivitas lainnya seperti penjualan listrik, briket, CPO dan jasa sebesar empat persen.”Harga jual rata-rata batubara memang turun sebesar 13% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Harga batubara saat ini tercatat sebesar Rp 772.044 per ton sedangkan 2018 kemarin tercatat sebesar Rp 887.883 per ton," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Penurunan tersebut, kata Arviyan, disebabkan oleh pelemahan harga batubara newcastle sebesar tujuh persen. Pelemahan juga terjadi pada harga batubara thermal Indonesia (ICI) sebesar 24% dibandingkan harga rata-rata triwulan pertama 2018."Penurunan ini juga terkait aturan harga jual DMO yang belum diimplementasikan secara penuh kuartal 1 2018," kata Arviyan.

Pada kuartal pertama tahun ini, lanjutnya, perseroan juga mencatatkan laba bersih Rp 1,14 triliun. Dimana angka tersebut harus turun 21,4% year on year (yoy) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,45 triliun. Meskipun demikian, menurut Ariviyan, perseroan masih bisa membukukan laba yang cukup baik berkat efisiensi dan melakukan strategi pasar.

Sementara produksi batubara kuartal I 2019 sebesar 5,70 juta ton atau meningkat 8,0% yoy dari tahun sebelumnya sebesar 5,28 juta ton. Selain ini kapasitas angkutan batubara pun turut meningkat 7,6% menjadi 5,84 juta ton. Disampaikan Arviyan Arifin, peningkatan produksi batu bara berkat peningkatan operasional tersebut, sehingga volume penjualan PTBA mengalami peningkatan 5,6% yoy menjadi 6,65 juta ton, naik dari tahun sebelumnya sebesar 6,30 juta ton. “Operasional membaik karena adanya peningkatakan performa jasa angkut kereta api dan efisiensi supply chain kami. Untuk menekan fluktuasi harga batubara kami juga akan terus mengupayakan penjualan dari produk batubara berkalori tinggi,” ujar Arviyan.

Sekadar informasi tahun ini PTBA menargetkan volume penjualan bisa tembus 28,38 juta ton, produksi batubara sebesar 27,26 juta ton dan kapasitas pengangkutan menjadi 25,30 juta ton. Saat ini, pendapatan perseroan dari penjualan batubara sendiri disumbang dari penjualan batubara secara domestik sebesar 46% dan penjualan ekspor sebesar 54%. Sedangkan pendapatan lain di luar penjualan batubara baru sekitar 4%.

Pendapatan lainnya itu dimaksud berasal dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa. Untuk tahun ini, perseroan membidik penjualan batu bara ke pasar ekspor sebesar 12 juta ton atau sekitar 40% dari target volume penjualan tahun ini. Nantinya, rencana ekspor batu bara tersebut merupakan kombinasi batu bara kalori medium dan kalori tinggi.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…