Antam Tebar Dividen Rp 12,74 Per Saham

NERACA

Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memutuskan untuk membagikan dividen dari tahun buku 2018 sebesar Rp 306,05 miliar atau sebesar 35% dari laba bersih ANTM yang sebesar Rp 874,43 miliar. Dengan dividen per saham senilai Rp 12,74 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu para pemegang saham juga menyetujui laba ditahan sejumlah Rp 568,38 miliar atau sebesar 65% dari laba bersih 2018. Asal tahu saja, Aneka Tambang mengantongi pendapatan Rp 25,24 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 99,48% dari Rp 12,65 triliun pada 2017.  Laba bersih juga naik 540,60% menjadi Rp 874,42 miliar pada akhir 2018 dari Rp136,50 miliar pada 2017. Dengan EBITDA mencapai 49% menjadi Rp 3,33 triliun dibanding 2017 yang sebesar Rp 2,23 triliun.

Kemudian hasil agenda RUPST juga memutuskan merombak jajaran direksi dan komisaris.
Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, perseroan merombak tiga direksi, antara lain direktur operasi dan produksi yang sebelumnya dijabat Hari Widjajanto digantikan Hartono.
Kemudian, Aprilandi Hidayat Setia yang sebelumnya menjabat sebagai Corporate Secretary, diangkat sebagai Direktur Niaga menggantikan Tatang Hendra. Selain itu, direktur sumber daya manusia yang sebelumnya dijabat Johan N.B Nabahan, saat ini dijabat oleh Luki Setiawan Suardi. “Direktur SDM dari luar, profesional di bidang human capital," ungkap Arie.

Antam juga mengangkat dua komisaris baru yakni Dadan Kusdiana, kepala Balitbang Kementerian ESDM dan Arif Baharudin, Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan. Untuk 2019, ANTM menargetkan produksi feronikel sebanyak 30.280 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau naik sekitar 21,76% dari capaian 2018 dimana produksi nikel mencapai 24.868 TNi. Dimana untuk target penjualannya berada diangka yang sama dengan target produksi atau naik 25,46% dari capaian penjualan 2018 yakni 24.135 TNi.

Sedangkan untuk produksi nikel ore ditargetkan naik 12,74% dari 9,31 juta wet metric ton (wmt) menjadi 10,50 wmt. Sedangkan untuk penjualannya, diharapkan tumbuh 26% dari 6,33 juta wmt menjadi 8 juta wmt.Sementara, untuk target produksi emas diharapkan naik 4,036% dari 1.957 kg menjadi 2.036 kg di 2019. Dengan angka penjualan tumbuh sebanyak 14,84% dari 27.894 kg menjadi 32.036 kg.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…