Pendapatan Kapuas Prima Coal Naik 8,26%

NERACA

Jakarta – Kuartal pertama 2019, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) membukukan pendapatan senilai Rp201,26 miliar atau naik 8,26% year on year dari sebelumnya Rp185,9 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Sementara untuk penjualan emiten tambang logam ini tercatat sebesar Rp201,26 miliar. Nilai itu naik 8,26% dari sebelumnya Rp185,9 miliar. Kemudian beban pokok penjualan per Maret 2019 juga meningkat menjadi Rp116,99 miliar dari kuartal I/2018 sebesar Rp107,71 miliar. Namun, laba bruto masih menanjak menuju Rp84,27 miliar dari sebelumnya Rp78,19 miliar. Laba tahun berjalan per Maret 2019 mencapai Rp42,13 miliar. Nilai itu naik 3,35 persen yoy dari kuartal I/2018 sebesar Rp40,77 miliar.

Pada kuartal I/2019, ZINC menggelontorkan arus kas untuk kegiatan investasi sebesar Rp206,06 miliar, naik signifikan dari sebelumnya Rp67,65 miliar. Jumlah arus kas pada akhir periode Maret 2019 dan Maret 2018 masing-masing Rp13,22 miliar dan Rp38,61 miliar. Liabilitas perseroan menurun menuju Rp672,88 miliar dari akhir 2018 sebesar Rp729,21 miliar. Liabilitas jangka pendek juga berkurang menjadi Rp321,71 miliar per Maret 2018 dari akhir tahun lalu Rp366,34 miliar.

Ekuitas ZINC naik menjadi Rp630,27 miliar dari akhir 2018 senilai Rp588,14 miliar. Total aset perseroan menurun menuju R1,3 triliun dari sebelumnya Rp1,32 triliun. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun dengan laba bersih Rp 210 miliar pada 2019. Angka ini masing-masing meningkat 85,5% dan 90% secara tahunan.

Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal, Hendra Susanto William mengatakan, target pertumbuhan pendapatan dan laba tersebut didasarkan oleh beberapa pertimbangan dan rencana strategis. Pertama, menurut Hendra, smelter timbal perusahaan ini bisa mulai beroperasi pada tahun ini. Dengan begitu, hasil produksi mineral perusahaan ini bisa ditingkatkan menjadi dalam bentuk batangan. Alhasil, hal ini dapat menambah nilai jual produknya.

Kedua, perusahaan ini bakal mengembangkan infrastruktur untuk cadangan mineral sehingga pengambilan ore dari setiap terowongan dalam tanah dapat semakin besar dan efisien. ZINC telah menyiapkan US$ 10 juta untuk penggantian alat berat dan penunjang untuk pengambilan ore dari tambang bawah tanah. Ketiga, perusahaan ini bakal mulai mengoperasikan pabrik flotasi kedua mulai kuartal II-2019. Menurut dia, test run atas pabrik flotasi kedua tersebut telah dimulai sejak Desember 2018.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…