Soal Anak Usaha Baru Jiwasraya - BTN Masih Timang Valuasi dan Prospek

NERACA

Jakarta –Sukses mengakuisisi 30% saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM), memacu pengembangan bisnis PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) untuk lebih agresif lagi. Teranyar, perseroan ikut tertarik dalam bisnis anak usaha Jiwasraya agar bisnis perseroan terus menggurita dan tidak hanya mengandalkan kredit kepemilikan rumah (KPR).

Saat ini, kata Direktur Utama BTN Maryono, pihaknya masih menunggu tuntasnya kajian terkait dengan pembentukan anak usaha asuransi PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Jiwasraya Putra. Selain itu, BTN juga masih menanti hasil kajian terkait peran perseroan sebagai pembeli siaga (stand by buyer) dari penerbitan surat utang jangka menengah (Medium Term Note/MTN) oleh Jiwasraya.”Hasil kajian ini kan semuanya menggunakan konsultan. Hasil konsultannya kami bicarakan bagaimana prospeknya, potensinya, dan sebagainya," kata Direktur Utama BTN, Maryono di Jakarta, kemarin.

Maryono mengaku memang sedang ada pembicaraan yang intensif terkait pembentukkan anak usaha Jiwasraya dan penerbitan instrumen utang MTN. Namun, Maryono memilih irit berkomentar, sembari menunggu tuntasnya hasil kajian dari konsultan.”Ini kan semuanya menggunakan konsultan. Hasil konsultannya kami bicarakan bagaimana prospeknya, potensinya, dan sebagainya," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Strategy, Compliance and Risk BTN, R. Mahelan Prabantarikso pernah bilang,  sebagai perusahaan negara, perseroan harus saling membantu BUMN. Lagi pula, kata dia, BTN juga sudah lama ingin berbisnis di bidang asuransi jiwa."Kita pada prinsipnya saling membantu. Memang BTN saat ini posisinya ingin bisnis asuransi jiwa, sudah lama kita sampaikan. Jadi kita bisa lakukan ini,” kata Mahelan.

Meski begitu, Mahelan mengaku dalam pembentukan anak usaha Jiwasraya ini belum ada porsi pembagian saham. Perusahaan masih menghitung nilai saham yang bakal dimasukkan. Asal tahu saja, langkah pembentukan anak usaha Jiwasraya dan penerbitan MTN merupakan langkah penyelesaian kewajiban pembayaran klaim pemegang polis Jiwasraya yang sudah jatuh tempo pada Oktober 2018 sebesar Rp802 miliar.

Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Hexana Tri Sasongko mengungkapkan bahwa pihaknya akan memprioritaskan penyelesaian pembayaran polis yang telah jatuh tempo itu. Penyelesaiannya akan dilakukan bertahap mulai Kuartal II 2019 dan ditargetkan selesai paling lambat pada kuartal II 2020. Perseroan memiliki beberapa strategi dalam menyelesaikan kewajiban kepada nasabah. Beberapa strategi itu antara lain, Jiwasraya akan membentuk anak usaha, Jiwasraya Putra yang akan melibatkan empat BUMN yakni, BTN, PT Pegadaian (Persero), PT KAI (Persero), dan PT Telkomsel (Persero). Targetnya, anak usaha itu akan terbentuk pada Juni 2019.

Jiwasraya juga berencana menerbitkan surat utang untuk membayar kewajiban klaim. Kemudian, Jiwasraya akan mengekspansi digitalisasi dalam bisnis perseroan. Selanjutnya Jiwasraya akan mengoptimalisasi aset properti perusahaan yang menganggur.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…