IHSG Rawan Terhadap Tekanan Yang Meningkat

NERACA

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) pada pembukaan perdagangan Rabu, dibuka menguat tipis 10,960 poin atau naik 0,30% menjadi 3.591,27 dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) terangkat 2,81 poin atau 0,43% ke posisi 643,26. 

Pengamat pasar modal Sinarmas Sekuritas Jeff Tang mengatakan, secara tehnikal indeks BEI berada dalam pergerakan yang fluktuatif seiring minimnya transaksi perdagangan jual-beli saham di bursa lokal. “Secara tehnikal indeks BEI akan bergerak mix dengan kecenderungan menguat terbatas," katanya di Jakarta, Rabu (9/3).

Menurutnya, minimnya sentimen dari dalam negeri memicu investor dalam negeri melihat sentimen yang ada di pasar gobal seperti harga komoditas terutama harga minyak yang sedang dicermati oleh kalangan pengamat. "Harga minyak yang terus meroket akan menjadi sentimen negatif karena akan membuat biaya industri akan membengkak,”paparnya.

Sementara Analis Riset Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengatakan, IHSG masih berpeluang menguat didukung oleh menguatnya harga komoditas dan bursa regional. Meski demikian, di tengah tingginya harga minyak mentah dunia ke depan akan mendorong harga bahan pokok akan naik dan ancaman inflasi akan membayangi. "Indeks BEI pergerakannya ke depan akan dibayangi oleh ancaman inflasi mengingat harga minyak yang terus naik dikhawatirkan akan mendorong naiknya harga bahan pokok," ungkapnya.

Sementara bursa regional seperti indeks Hang Seng menguat 164,2 poin (0,69%) ke level 23.875,9, Indeks Nikkei-225 naik 89,11 poin (0,93%) ke level 10.623,06, dan Indeks Straits Times melemah 4,36 poin (0,14%) ke level 3.099,48.

Selanjutnya penguatan indeksbertahan hingga sesi perdagangan I, dimana IHSG naik tipis 1,364 poin (0,03%) ke level 3.581,678. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,261 poin (0,04%) ke level 640,705. Penguatan indeks karena disokong oleh pelepasan saham-saham perbankan dan komoditas.

Investor kembali melepas saham-saham bank dan komoditas sehingga sektornya melemah cukup dalam. Meski IHSG melemah, namun investor asing masih melakukan pembelian bersih dengan jumlah yang cukup besar. Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 61.963 kali pada volume 1,982 miliar lembar saham senilai Rp 2,566 triliun. Sebanyak 88 saham naik, 113 saham turun, dan 83 saham stagnan.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.200 ke Rp 56.400, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 750 ke Rp 40.450, Indomobil (IMAS) naik Rp 150 ke Rp 7.200, dan Mayora (MYOR) naik Rp 150 ke Rp 9.500.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Sarana Menara (TOWR) turun Rp 300 ke Rp 9.900, Indocement (INTP) turun Rp 200 ke Rp 14.700, Indospring (INDS) turun Rp 200 ke Rp 8.300, dan Hexindo (HEXA) turun Rp 200 ke Rp 7.150.

Kemudian menutup perdagangan Rabu sore, indeks berhasil mempertahankan penguatan. IHSG ditutup menguat 18,37 poin atau 0,5% ke posisi 3.598,68. Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII) naik 4,11 poin atau 0,8% ke posisi  513,30 dan indeks LQ45 naik 3,60 atau 0,6 persen ke posisi 644,04.

Kata pengamat pasar modal Capital Bridge, Aji Martono, penguatan indeks kemarin salah satunya dipicu oleh positifnya laju bursa regional seiring stabilnya harga minyak mentah dunia. Setelah tembus US$105 per barel, harga minyak melandai ke level US$104 per barel.

Meskipun ada tekanan jual, tetapi IHSG masih melanjutkan penguatan. Oleh karena itu tekanan jual diperkirakan dapat meningkat mengingat stochastic telah berada di area overbought. IHSG diperkirakan bergerak di 3570-3630 dengan TLKM dan MEDC menjadi saham pilihan hari ini.

Perdagangan diwarnai dengan 133 saham naik, 93 saham turun dan 90 saham stagnan. Jakarta Islamic Index (JII) naik 4,1 poin ke 513,3 dan indeks LQ45 naik 3,6 poin ke 644,04.

Namun sektor yang menopang penguatan hanya didominasi sektor industri dasar 23,9 poin ke 990,1 sedangkan koreksi terdalam dialami sektor pertambangan turun 15,1 poin ke 3.116,6.

IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp346,7 miiar dengan penjualan asing sebesar Rp1,1 triliun dan pembelian asing mencapai Rp1,5 triliun. Volume perdagangan tercatat 3,115 miliar lembar saham senilai Rp4,112 miliar. Saham yang tercatat menguat sevanyak 131 jenis saham, menurun 93 jenis saham, dan stagnan 90 jenis saham. 

Saham yang ditutup menguat atau top gainer, antara lain PT Astra Internasional Tbk (ASII) naik Rp1.250 ke posisi Rp56.450, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp800 ke posisi Rp40.500, PT United Tractors Tbk (UNTR) naik Rp300 ke posisi Rp24.350, PT Astra Internasional Tbk (AALI) naik Rp250 ke posisi Rp23.300.

Sementara, saham yang ditutup melemah atau top loser, antara lain, PT Sarana Menara Nusantara Tbk(TOWR) turun Rp600 ke posisi Rp9.600, PT  Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun Rp400 ke posisi Rp14.500, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) turun Rp250 ke posisi Rp7.100. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…