NERACA
Jakarta – Di tahun 2018 kemarin, PT Siantar Top Tbk (STTP) berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 17,95% secara tahunan menjadi Rp255,20 miliar, dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 216,37 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, pekan kemarin.
Pertumbuhan laba bersih emiten produsen makanan ringan ini tidak sejalan dengan pencapaian penjualan perseroan yang justru sama dengan tahun sebelumnya. Dimana perseroan membukukan penjualan sebesar Rp2,83 triliun pada 2018, sama dengan tahun sebelumnya. Penjualan yang flat ditopang oleh penjualan ekspor naik 20,75% secara tahunan menjadi Rp271,73 miliar.
Kata Direktur Siantar Top, Armin, kenaikan laba bersih pada tahun lalu didorong penjualan ekspor yang meningkat. Selain itu, perseroan juga mencatat ada kenaikan harga jual rata-rata produk sepanjang tahun lalu. Perseroan menyebutkan, penjualan lokal yang berkontribusi 91,46% terhadap penjualan bersih tercatat turun 2,07%.
Lebih lanjut, sepanjang momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini, perseroan memperkirakan kenaikan penjualan dapat mencapai 10%-20% dibandingkan dengan bulan normal lainnya. Kenaikan penjualan terjadi pada produk biskuit dan crackers. Pada 2019, perseroan menargetkan penjualan tumbuh 10%-15%. Jika mengacu pada realisasi 2018, maka STTP mengincar penjualan sekitar Rp3,11 triliun – Rp3,25 triliun. “Kapasitas sudah ada. Kami sudah menyiapkan stok,” imbuhnya.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp442,8 miliar. Dimana sebagian besar penggunaan belanja modal untuk membayar obligasi jatuh tempo. Disebutkan, belanja modal tahun ini berasal dari kas dan laba perusahaan. Alokasi ini meningkat 6,19% dibandingkan dengan belanja modal pada 2018 sebesar Rp417 miliar.
Armin memerinci, belanja modal ini di antaranya untuk pembayaran obligasi jatuh tempo sebesar Rp300 miliar. Sebagai informasi, emiten dengan kode saham STTP ini memiliki obligasi berkelanjutan I Siantar Top Tahap II Tahun 2016 Seri A sebesar Rp300 miliar yang jatuh tempo pada 12 April 2019. Di samping itu, belanja modal diperuntukkan entitas anak perusahaan sebesar Rp62,8 miliar untuk pengembangan theme park atau taman hiburan di Sidoarjo dan sebesar Rp50 miliar untuk perluasan usaha. Lebih lanjut, STTP menyiapkan Rp30 miliar untuk rencana pembagian dividen pada tahun ini.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…