Pujian dan Kritik Untuk Film 'After'

Pujian dan Kritik Untuk Film ‘After’

NERACA

Jakarta - Kalau ada film yang dinantikan dan sekaligus dikritik adalah ‘After’ yang saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang diangkat dari novel laris Wattpad karya Anna Todd, dinantikan tidak hanya penonton di Indonesia, namun juga seluruh dunia. 

“Film remaja ini bagus, ‘fresh’, baik penyajian kisah yang bergerak dengan lompatan-lompatan adegan yang enak, maupun dari segi pesan yang ingin dikemukakan,” ungkap budayawan Sandyawan Sumardi di Jakarta, Kamis (18/4).

Bagi beberapa kalangan, film ‘After’ memang sangat diperbincangkan. Selain mengandung sisi kontroversial pada beberapa adegan, juga karena film tersebut sebenarnya memuat nilai-nilai edukasi. Terutama bagi orang tua dalam mempersiapkan putra-putri mereka yang menjelang masa pubertas.

“Tetapi menurut saya, ini sama sekali bukan film porno karena tidak juga mengumbar adegan-adegan yang vulgar. Tetap ada keindahan cinta yang dieksplorasi dalam bentangan krisis batas moral, belum atau tidak menabrak rambu-rambu moral yang hidup dalam masyarakat, dan agama,” kata Sandy sesetelah menyaksikan trailer film tersebut.

Begitu pun, lanjut Sandy, film tersebut cukup sederhana.“Dan film yang berkualitas biasanya justru malah yang sederhana dari segi alur kisah,” kata dia.

Sementara menyinggung sisi kontroversi film, terutama dari beberapa adegan antara Tessa Young (diperankan Josephine Langford) dan Hardin Scott (dimainkan Hero Fiennes Tiffin), Sandy menegaskan bahwa masyarakat hendaknya tidak melakukan penghakiman.“Jangan posisikan remaja sebagai objek yang harus menampung citra moral manusia dewasa tanpa bertanya,” begitu kata Sandy.

Dalam konteks inilah, Sandy meminta para orang tua untuk melihat ke dalam sudut pandang remaja tentang dunia sehari-hari mereka. Orang tua harus lebih banyak mendengarkan ketimbang mengajukan daftar petunjuk moral tentang boleh dan tidak atau benar dan salah.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Kak Seto, psikolog yang juga pengamat pendidikan. Seusai menyaksikan trailer ‘After’ Kak Seto mengatakan, bahwa dari beberapa adegan saja, film tersebut terlalu sensitif untuk remaja di Indonesia. Terlebih jika dikaitkan dengan nilai-nilai agama, budaya, dan etika, sepertinya film tersebut kurang pas. Bahkan mungkin akan menimbulkan kontroversi.

“Seperti ada dialog yang mengatakan, Are you virgin? Itu kan sudah mengarah pada hal-hal seksual. Kalau untuk di barat mungkin cocok, tetapi tidak untuk remaja kita,” kata Kak Seto.

Untuk itu, lanjut Kak Seto, jika tetap rencana rilis di Indonesia, semua pihak diharapkan berhati-hati. Bahkan kalau perlu menjadi pertimbangan, sebelum menjadi tontonan remaja Indonesia.

Film ini mengisahkan seorang siswa berdedikasi, Tessa Young, yang tertarik dengan bad boy yang mempunyai sisi misterius, Hardin. Meskipun Tessa sudah mempunyai pacar, namun dia pindah ke asrama perguruan tinggi baru dengan pengalaman baru dan perasaan baru untuk Hardin.

Pada saat pesta di kampus, seseorang menantang Tessa untuk bercumbu dengan Hardin dalam permainan atau tantangan. Meski Tessa menolak tantangan itu, rupanya dia terpesona kepada Hardin. Keduanya kemudian berkencan dengan sangat romatis di sekitar danau. Mohar/Iwan

 

 

BERITA TERKAIT

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…

BERITA LAINNYA DI

Organisasi Nirlaba Berkontribusi Bagi Pembangunan RI

NERACA Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, organisasi nirlaba (NGO) telah membuktikan kontribusi pentingnya bagi pembangunan…

Masyarakat Menerima Hasil Pemilu dengan Kondusif

NERACA Jakarta - Pengamat politik Arfianto Purbolaksono mengemukakan bahwa masyarakat menerima hasil Pemilihan Umum 2024 yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum…

Demokrasi Adalah Jalan Capai Kebenaran

NERACA Semarang - Mantan Sekretaris Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudallah Ridwan yang akrab disapa Gus Huda…