Astrindo Raih Pendapatan US$ 27,16 Juta

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2018 kemarin, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) membukukan pendapatan sebesar US$27,16 juta atau melesat tajam dibandingkan prido yang sama tahun lalu US$3,27 juta. Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, pertumbuhan ini disebabkan oleh mulai dikonsolidasikannya laporan keuangan anak perusahaan, yaitu PT Mitratama Perkasa (MP), yang sebelumnya dicatat sebagai investasi pada ventura bersama.

Selain itu, perseroan juga mencatatkan beban pokok pendapatan terpangkas dari US$8,84 juta pada 2017 menjadi US$5,22 juta pada tahun lalu. Hal ini sejalan dengan divestasi anak perusahaan yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi pada akhir 2017. Divestasi menjadi langkah strategis Astrindo Nusantara untuk lebih fokus di infrastruktur energi terintegrasi. 

Di sisi laba, perseroan berhasil membukukan laba bruto sebesar US$21,94 juta dari sebelumnya rugi bruto US$5,58 juta. Namun, laba bersih menyusut dari US$65,61 juta menjadi US$21,89 juta karena adanya kenaikan beban keuangan.”Kami cukup puas dengan hasil yang dicapai pada 2018, yang mencerminkan kinerja pertumbuhan positif seiring dengan meningkatnya pendapatan dan menurunnya beban pokok pendapatan perusahaan," kata Direktur BIPI, Michael Wong.

Perseroan menyatakan beban keuangan meningkat karena terdampak rangkaian transaksi strategis yang dilakukan BIPI untuk mendapatkan pembiayaan kembali (refinancing) dan penyelesaian kewajiban pinjaman entitas anak yang sudah jatuh tempo. Pada akhir tahun lalu, BIPI mendapatkan pinjaman baru sebesar US$235 juta dari beberapa kreditur luar negeri.

Michael melanjutkan pihaknya tetap optimistis dapat meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan. Sementara Presiden Direktur BIPI, Ray Anthony Gerungan menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk tahun ini.”Perusahaan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja keuangan dan operasional pada tahun ini, dengan terus meningkatkan keunggulan kompetitif dan membuka peluang pengembangan bisnis dalam lingkup infrastruktur energi terintegrasi," jelsasnya.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan tambahan penanganan batu bara sebanyak 1,5 juta ton di Sumatra Selatan melalui entitas anak, yakni PT Putera Hulu Lematang. Penambahan ini sejalan dengan rampungnya pembangunan pelabuhan serta fasilitas pendukung pada akhir 2018. Hingga akhir 2019, jumlah penanganan batu bara diharapkan mencapai 86 juta ton.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…