Komitmen Indosat Sebarkan Pesan Positif - Menyelamatkan Generasi Muda Lewat Bijak Bersosmed

Di era digital saat ini, berbagai macam informasi mudah didapatkan yang tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Dibalik pluas dan minusnya pertumbuhaan era digital saat ini, tentu saja kondisi ini mempengaruhi besar perubahan prilaku generasi anak muda. Maka untuk mendorong pemanfaatkan media digital untuk hal yang positif dan khususnya media sosial perlu adanya pendampingan dan dukungan literasi digital agar teknologi dan internet dapat dimanfaatkan secara positif dan kreatif.

Menyadari pentingnya literasi digital tersebut, Indosat Ooredoo menggelar roadshow program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) digital day #BijakBersosmed ke 25 kota/kabupaten di seluruh Indonesia, dengan menggandeng karyawan yang tersebar di 5 region sebagai inisiator sekaligus fasilitatornya.”Indosat Ooredoo menyelenggarakan kegiatan Digital Day #BijakBersosmed sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) pilar Pendidikan, untuk meningkatkan literasi digital di kalangan siswa/siswi sekolah menengah di seluruh Indonesia, khususnya mengenai bagaimana memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif. Kami berharap para siswa akan mampu menggunakan teknologi digital untuk membantu meningkatkan kreativitas yang berdampak positif bagi diri mereka sendiri maupun komunitas mereka,” ujar Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Turina Farouk dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Digital Day #BijakBersosmed berisi sharing session dari pegiat media sosial tanah air serta permainan #BijakBersosmed Challenge yang menghibur para peserta. Digital Day #BijakBersosmed dimulai sejak April 2019 dan berakhir di bulan Agustus 2019 di beberapa kota/kabupaten seperti Jakarta, Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, Magelang, Purwokerto, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Malang, Denpasar, Bangkalan, Sampang, Balikpapan, Sintang, Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Aceh, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Jambi, Baturaja, dan Pangkal Pinang.

Disampaikan Turina, program digital day #BijakBersosmed merupakan implementasi dari CSR Indosat Ooredoo pilar pendidikan, di bawah payung program Indonesia Belajar yang diinisiasi perusahaan sejak tahun 2006. Sampai akhir 2018, sebanyak 85.230 orang telah menerima manfaat inisiatif Indonesia Belajar yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB (UN SDG) nomor 4 dan 9.

Kata Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti, media sosial sepeti twitter, facebook, instagram dan blog, saat ini telah menjadi wahana yang turut mewarnai wacana di ruang-ruang publik. Namun demikian, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak mengubah budaya Indonesia yang toleran dan ramah. Sebagai sebuah budaya baru,  hadirnya media sosial  ibarat pedang bermata dua. "Di satu sisi menimbulkan manfaat positif luar biasa, namun di sisi lain low-taste content yang membanjir melalui internet dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat,"ujar Niken.

 

 

Jadi Sarang Hoaks

 

Apalagi, lewat media sosial masyarakat berlomba menjadi yang tercepat dalam membagi informasi di media sosial tanpa cek dan ricek. Alhasil, yang viral dianggap sebagai sebuah kebenaran. Saat ini, media sosial jadi sarang hoaks dan orang-orang di dalamnya masuk dalam gelombang hoaks. Dalam “Hoax Distribution Through Digital Platforms in Indonesia 2018” laporan atas survei yang dilakukan pada 2.032 orang di Indonesia yang dilakukan DailySocial, facebook menempati urutan teratas sebagai media sosial sumber informasi warga internet Indonesia pada 2018.

Secara menyeluruh, 53,25% responden mengaku sering menerima hoaks melalui media sosial. Facebook sebagai media sosial utama dalam memperoleh informasi, platform tak heran jadi "sarang" hoaks. Sebanyak 81,25% responden sebagai medium utama sebagai sumber hoaks. Kemudian alasan hoaks berkembang di media sosial adalah kebiasaan pengguna yang tidak membaca konten yang diunggah/dibagikan secara keseluruhan. Dalam survei DailySocial itu, 4,48% responden mengaku hanya membaca judul. Juga tercatat, 22,39% responden bahkan tidak punya niatan untuk membaca konten yang diunggah/dibagikan.

Ya, pesatnya penetrasi internet yang telah menjangkau 132 juta masyarakat Indonesia harus dibarengi dengan literasi media serta tersedianya berbagai ragam dan jenis konten positif dalam jumlah memadai.  Oleh karena itu, pertumbuhan konten positif harus didorong dan pemerintah menurut Niken sangat concern tentang jagat maya. “Jangan sampai dampak negatifnya mempengaruhi budaya Indonesia. Kita orang Timur yang toleran dan ramah,"tandasnya.

Hal inipun diakui aktivis media sosial dan blogger, Witjaksono. Dimana kondisi media sosial dua tahun lalu masih tenang, tak ricuh seperti sekarang. Dirinya bercerita, yang dulu bekerja di media menggunakan blog dan media sosial untuk menuliskan hal, peristiwa, dan opini yang tidak mungkin diangkat di media tempatnya bekerja. "Saat ini banyak media yang menyampaikan berita tanpa proses verifikasi, bahkan penggalian informasi, ditambah budaya mudah share tanpa cek dan ricek, kian ramailah jagat maya Indonesia," jelasnya yang dikenal dengan Ndoro Kakung.

Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara maju dan bahkan di Amerika Serikat 83℅ masyarakatnya lebih senang langsung share. Oleh karena, pendampingan dan edukasi literasi pemanfaatan bijak menggunakan media sosial diperlukan untuk generasi saat ini agar budaya Indonesia, seperti tabayyun atau verifikasi alias cek dan ricek tidak mudah hilang. Sementara menurut Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Usman Kansong, bijak penggunaan media sosial tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga swasta, khususnya pengelola platfom media sisial.

Disampaikannya, di Jerman sudah ada ketentuan denda bagi platform media sosial bila ada hoax atau berita bohong dalam aplikasinya. "Ini untuk membuatnya ikut bertanggung jawab pada kondisi yang ada. Namun tetap saja yang  harus terus digaungkan agar sebagai pemakai harus mengedepankan norma budaya Indonesia," jelas Usman.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

BERITA LAINNYA DI CSR

Ikuti Instruksi Boikot dari MUI - Produk Terafiliasi Bisa di Akses Via Web dan Aplikasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak punya otoritas mengeluarkan daftar produk terafiliasi Israel, namun tetap mendorong konsumen Muslim agar aktif…

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…