NERACA
Jakarta – Perkuat modal dalam mendanai ekspansi bisnisnya, PT Hartadinata Abadi (HRTA) menerbitkan surat utang jangka menengah dengan prinsip syariah alias medium term notes (MTN) syariah sebesar Rp 300 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, MTN Syariah Mudhabarah I Hartadinata Abadi itu memiliki jangka waktu maksimal tiga tahun sejak tanggal penerbitan atau akan jatuh tempo pada tahun 2022 nanti. MTN syariah ini sudah mendapat peringkat idA-(sy) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pada aksi korporasi tersebut, HRTA menjaminkan 5% dari aset tanah dan bangunan milik PT Anugrah Cahaya Sentosa sebagai pemegang saham mayoritas. Sedangkan 95% jaminan lain akan menggunakan persediaan yang akan dibeli dari dana hasil penerbitan MTN tersebut.
Rencananya dana yang dihimpun dari MTN tersebut akan digunakan sebagai modal kerja termasuk untuk membuka gerai dan cabang. HRTA juga akan menggunakan dana hasil penerbitan ini untuk untuk menambah kebutuhan persediaan perusahaan. Rinciannya, Hartadinata akan menggunakan sekitar 5% hingga 10% untuk pembukaan gerai baru. Sedangkan sisanya, yakni sekitar 90% hingga 95%, akan digunakan untuk menambah kebutuhan inventory.
Nantinya para investor efek utang tersebut akan mendapat bagi hasil sebesar 10,75% per tahun selama jangka waktu MTN tersebut. Sebagai informasi, perseroan berhasil membukukan penjualan bersih di 2018 sebesar Rp2,75 triliun, naik 10,59% secara tahunan. Perseroan mengungkapkan, perolehan itu berasal dari penjualan perhiasan dan logam mulia dari unit usaha grosir sebesar Rp2,46 triliun atau berkontribusi 89,54% terhadap penjualan bersih. Adapun, penjualan dari unit usaha toko sebesar Rp284,92 miliar atau berkontribusi 10,38% terhadap penjualan.
Kemudian perseroan memperoleh imbalan waralaba sebesar Rp2,22 miliar atau bekrontribusi 0,08% terhadap penjualan. Sejalan dengan kenaikan penjualan, HRTA membukukan pertumbuhan laba bersih 11,88% secara tahunan menjadi sebesar Rp123,40 miliar pada 2018. Direktur Hartadinata Abadi, Ong Deny pernah bilang, perseroan mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun lalu, terlihat dari laba sebelum pajak penghasilan yang semula Rp147,19 miliar pada 2017 menjadi Rp165,79 miliar pada 2018. Kinerja yang positif didukung oleh kenaikan harga emas sekitar 5% sepanjang tahun lalu. Sementara itu, volume penjualan tidak meningkat signifikan. Perseroan berharap keikutsertaan HRTA dalam pameran perhiasaan pada April di Jakarta dan Oktober di Surabaya dapat mendorong penjualan.
Perseroan juga akan merilis produk baru pada pameran tersebut. Momentum lain yang juga akan memberi peluang kenaikan penjualan pada kuartal II/2019 yakni hari raya Idul Fitri.”Demand nya naik, tetapi peningkatannya tidak signifikan. Tahun pemilu, demand masyarakat relatif stagnan ya. Kemungkinan akan ada perubahan lebih penjualan di 2020,”ujarnya.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…
NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…