Bukaka Bukukan Pendapatan Rp 4,68 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) memembukukan pendapatan pada tahun 2018 mencapai Rp4,68 triliun. Nilai itu meningkat 90,67% yoy dari sebelumnya Rp2,45 triliun. Emiten konstruksi non bangunan ini dalam laporan keuangannya yang dirilis di Jakarta, kemarin mengungkapkan, pendapatan dari konstruksi jaringan listrik, energi, dan jembatan berkontribusi paling besar, yakni Rp4,12 triliun. Selanjutnya, kontrak peralatan jalan, kendaraan khusus dan peralatan migas menyumbang Rp271,59 miliar.

Selain itu, perseroan juga menambahkan, fasilitas dan perlengkapan bandara berkontribusi Rp209,14 miliar, selanjutnya penjualan produk forging Rp65,55 miliar, dan pendapatan pemasaran listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Rp16,33 miliar. Rincian penjualan yang melebihi 10% kepada pihak ketiga ialah KSO Proyek JAPEK Rp1,19 triliun, PT Chevron Indonesia Company Rp481,48 miliar, PT PLN (Persero) Rp470,62 triliun dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk senilai Rp355,69 miliar.

Perseroan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp527,84 miliar pada 2018, turun dari 2017 senilai Rp774,47 miliar. Sementara itu, beban kontrak konstruksi dan nonkonstruksi meningkat menuju Rp3,87 triliun dari sebelumnya Rp2,07 triliun. Laba kotor pada 2018 pun mencapai Rp813,05 miliar, naik dari 2017 senilai Rp388,85 miliar.

Kemudian untuk laba bersih, perseroan mengantongi sebesar Rp561,54 miliar atau melonjak 210,98% yoy dari sebelumnya Rp180,57 miliar. Laba per saham pun naik menuju Rp217,01 dari 2017 senilai Rp62,74. Liabilitas perusahaan pada 2018 naik menjadi Rp2,45 triliun dari sebelumnya Rp1,95 triliun. Peningkatan itu terutama disebabkan membengkaknya liabilitas jangka pendek menuju Rp2,29 triliun dari sebelumnya Rp1,63 triliun.

Ekuitas perseroan mencapai Rp1,96 triliun pada 2018 dibandingkan sebelumnya Rp1,56 triliun. Total aset BUKK pun meningkat menuju Rp4,41 triliun dari sebelumnya Rp3,51 triliun. Sebelumnya, perseroan dalam mengembangkan bisnisnya menyampaikan rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sumatra dan Sulawesi. Dua power plan ini membutuhkan dana senilai Rp 11,2 triliun untuk masa pembangunan selama enam tahun.

Untuk pembangunan ini nantinya Bukaka akan melakukan fund rising dari pasar modal dengan skema penambahan modal dengan memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD/rights issue). Targetnya perusahaan akan memperoleh dana senilai Rp 223 miliar. Belum lama ini, perseroan juga memperoleh fasilitas kredit senilai total Rp 1,5 triliun dari PT Bank Negera Indonesia Tbk (BBNI).

Fasilitas kredit tersebut terdiri dari dua fasilitas yakni plafon KMK dengan nilai maksimal Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk keperluan penambahan modal kerja dan operasional Bukaka. Fasilitas kedua dengan jumlah paling banyak Rp 500 miliar untuk penerbitan jaminan tender, uang muka, pelaksanaan pembelian dan pembayaran proyek. Direktur Utama Bukaka Teknik Utama, Irsal Kamarudin pernah bilang, dengan adanya fasilitas dari Bank BNI ini akan membantu meningkatkan kapasitas usaha serta menggenjot produktivitas dan profit perusahaan.”Dampak dari fakta material ini akan memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha perseroan,"ujarnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…