Insentif Ekspor Bikin Tekor

Oleh: Sarwani

Ekonomi sehat jika ditopang oleh sumber pendapatan yang baik, yakni ekspor. Penjualan barang ke luar negeri menghasilkan devisa yang mensuplai kebutuhan likuiditas di dalam negeri, menstabilkan nilai tukar rupiah, dan memperkuat makro ekonomi sehingga perekonomian menjadi kuat.

Oleh karena itu negara-negara di dunia berlomba meningkatkan ekspor dengan memberikan berbagai macam insentif kepada perusahaan lokal agar dapat bersaing di pasar internasional, tidak terkecuali Indonesia. Bentuknya bermacam-macam mulai dari keringanan fiskal, bantuan teknis, hingga penguatan kelembagaan.

Baru-baru ini Bea Cukai secara resmi merilis survei manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), hasil kerja sama antara Bea Cukai, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan University Network for Indonesia Export Development (UNIED).

Hasilnya, kedua fasilitas tersebut diketahui membawa dampak yang positif dalam mendorong perekonomian di berbagai sektor industri di seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan langkah strategis yang tengah diupayakan pemerintah dalam mendorong ekspor nasional.

Selain merilis dampak ekonomi kedua fasilitas tersebut, Bea Cukai juga mengeluarkan aturan baru sistem aplikasi KITE berbasis online (e-KITE) yang merupakan penyerderhanaan aturan dan ditujukan untuk memperluas rantai pasok bahan sebagai substitusi barang impor, memperluas saluran ekspor hasil produksi, dan mengakomodasi perkembangan proses bisnis.

Menurut Bea Cukai, hasil pengukuran dampak ekonomi KB dan KITE secara nasional untuk tahun 2017 menunjukkan rasio ekspor terhadap impor yang menggunakan fasilitas KB dan KITE sebesar 2,40. Artinya setiap nilai 1 dolar AS bahan baku yang diimpor dengan kedua fasilitas tersebut telah menghasilkan nilai 2,4 dolar AS produk yang telah diekspor.

Sederet manfaat  lainnya adalah kontribusi nilai ekspor KB dan KITE mencapai Rp780,83 triliun atau setara dengan 34,37 persen nilai ekspor nasional, nilai tambah KB dan KITE terhadap perekonomian Rp402,5 triliun, dan jumlah tenaga kerja yang diserap dari pemanfaatan fasilitas ini mencapai 1,95 juta orang di mana 97 persen dari total tersebut diisi oleh tenaga kerja lokal.

Selain  itu, nilai penerimaan dari pajak pusat mencapai Rp 85,49 triliun dan pajak daerah  sebesar  Rp5,11 triliun, nilai investasi yang dihasilkan dari kedua fasilitas ini mencapai Rp178,17 triliun, serta menciptakan indirect economy activities di antaranya tumbuhnya jumlah 95.251 jaringan usaha langsung, dan 268.509 usaha tidak langsung yang meliputi usaha akomodasi, perdagangan, makanan, dan transportasi.

Melihat dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pemberian fasilitas KB dan KITE sangat luar biasa bagusnya, tetapi mengapa kinerja ekspor cenderung melempem? Apakah ada yang salah dalam pemberian insentif tersebut?  Siapa saja yang seharusnya menikmati fasilitas tersebut? Insentif ekspor diberikan tetapi mengapa malah tekor? Apakah pemberian insentif tersebut tidak menimbulkan moral hazard?

Di sisi lain perlu dipertanyakan faktor fundamental apa yang menyebabkan kinerja ekspor tidak membaik? Apakah semata-mata faktor eksternal pelambatan ekonomi  negara-negara tujuan ekspor atau memang daya saing Indonesia yang melemah? Solusi apa yang bisa ditawarkan untuk memperbaiki kinerja ekspor? (www.watyutink.com)

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…