INI NASKAH TARUH PALING BAWAH DI KILAS
Medan----Jumlah tabungan masyarakat di perbankan Sumatera Utara pada Januari 2012 menurun dibandingkan Desember 2011 yang diduga akibat dari banyaknya pengeluaran warga pada akhir tahun dan tahun baru. "Pada Desember 2011 jumlah DPK (dana pihak ketiga) perbankan Sumut sudah mencapai Rp127,40 triliun, tetapi pada Januari 2012 tinggal Rp126,17 triliun," kata Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Medan, Mikael Budisatrio, di Medan..
Menurunnya DPK itu diduga karena di akhir tahun 2011 dan awal 2012, masyarakat umum termasuk pengusaha memerlukan banyak uang untuk berbagai keperluan sehingga bukan hanya tidak menabung, tetapi bahkan menarik simpanannya di bank.
Penurunan DPK di Januari lalu, kata Mikael, belum bisa menggambarkan terjadinya penurunan perekonomian masyarakat Sumut mengingat masih satu bulan dari tahun berjalan. "Kalau nanti tren menurun terus baru bisa menjadi gambaran sesuatu dalam perekonomian. Terlalu dini menyimpulkan kaitan penurunan DPK termasuk kredit perbankan di Januari 2012 dengan perekonomian Sumut," tambahnya
Dia mengakui, dalam DPK, kontribusi terbesar masih disumbang dari produk tabungan. Dari total DPK perbankan Sumut per Januari 2012 sebesar Rp126,17 triliun, sebesar Rp53,42 triliun merupakan produk tabungan. Setelah tabungan, terbesar kedua berupa deposito sejumlah Rp51,74 triliun dan disusul giro sebesar Rp21,01 triliun.
Kecuali dalam bentuk giro yang jumlahnya naik di Januari 2012, simpanan dalam benuk tabungan dan deposito mengalami penuruan. Tabungan misalnya, dari Desember 2011 yang sudah Rp54,38 triliun menjadi tinggal Rp53,42 triliun di Januari 2012 dan deposito juga dari Rp52,76 triliun menjadi Rp51,74 trilin. **cahyo
Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…
NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…
NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…
Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…
NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…
NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…