IHSG Rawan Koreksi Jelang Pilpres - Dirut BEI Pastikan Pasar Oke dan Masih Wajar

NERACA

Jakarta – Tren penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang Pemilu yang tinggal menghitung hari, disikapi dingin oleh Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajdi. Disampaikannya, secara umum transaksi harian rata-rata masih baik jika dibandingkan secara tahunan. Itu karena tahun ini nilai transaksi harian rata-rata masih menembus Rp 10 triliun, naik dibandingkan dengan tahun lalu Rp 8,5 triliun.”Jadi masih oke, kalaupun slowdown sedikit mungkin ada pemilu wajar dan orang akan menunggu,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, gejala penurunan ini kemungkinan saja bisa dari pemilu namun itu wajar. Secara umum menurutnya tahun politik dari periode sebelum-sebelumnya tidak akan terlalu berpengaruh ke pergerakan indeks ataupun transaksi pasar modal secara signifikan.”Setidaknya pasca penerapan settlement T+2 justru RNTH dari frekuensi naik menjadi 460.000 kali dari sebelumnya sebesar 382.000 kali,” kata Inarno.

Sebagai informasi, mengakhiri perdagangan saham Selasa (2/4), IHSG ditutup menguat 23,46 poin atau 0,36% menjadi 6.476,07. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45, bergerak naik 3,52 poin atau 0,35% menjadi 1.019,71.”Penguatan IHSG didorong sentimen meredanya perang dagang. IHSG terkonsolidasi dalam "range" 6.400-6.500,”kata analis Panin Sekuritas. William Hartanto.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli asing bersih atau "net foreign buy" sebesar Rp226,48 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 395.344 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,58 miliar lembar saham senilai Rp8,45 triliun. Sebanyak 185 saham naik, 206 saham menurun, dan 141 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa regional Asia antara lain indeks Nikkei ditutup melemah 3,72 poin (0,02%) ke 21.505,31, indeks Hang Seng menguat 62,65 poin (0,21%) ke 29.624,67, dan indeks Straits Times menguat 29,27 poin (0,9%) ke posisi 3.279,78. Pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 24,01 poin atau 0,37% ke posisi 6.476,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 5,82 poin atau 0,57% menjadi 1.022.

Kepala Riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah mengatakan, sentimen dari global terbilang positif bagi pasar yakni berkenaan semakin seriusnya pembicaraan AS dan China dalam membahas perdagangan, pulihnya ekonomi China, serta meredanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global.”Sentimen ini diperkirakan dapat mendukung bagi IHSG untuk bergerak ke zona hijau pada hari ini," ujar Alfiansyah.

Senitimen lainnya bagi pasar, sektor manufaktur China secara tidak terduga tumbuh pada Maret 2019 untuk pertama kalinya dalam empat bulan.”Hal ini menandakan ekonomi China bangkit kembali ditengah meredanya perang dagang dengan AS," kata Alfiansyah.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…