Dirjen PDTu Gelar Festival Budaya untuk Perdamaian Di Sumbawa

 

NERACA

 

Sumbawa - Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) mengadakan Festival Budaya Untuk Perdamaian yang digelar di desa Dete, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/3). Tahun ini, akan dilaksanakan acara serupa di 24 kabupaten lain yang merupakan lokasi tematik di Indonesia. 

"Acara Festival Budaya Untuk Perdamaian merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan adat istiadat dan budaya dalam menjaga pembangunan perdamaian dan kebhinnekaan Indonesia," kata Anwar Sanusi, Sekjen Kemendesa PDTT, saat pembukaan acara. Anwar Sanusi mengatakan, Pranata adat itu manifestasinya macam-macam. Contohnya, kekuatan adat yang mencerminkan adanya satu sistem atau simbol dimana apabila ada perselisihan, masyarakat bisa menyelesaikan dengan adat dan budaya. Apabila terjadi konflik, mereka bisa mengelola konflik tersebut dan dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua-belah pihak.

"Kami sangat yakin pranata adat mempunyai ikatan sosial yang bisa menyelesaikan konflik sosial. Hakikat dari undang-undang desa dimana kita mengakui, merekognisi kekuatan-kekuatan yang sudah eksis di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi semacam kekuatan sosial di masyarakat," kata Anwar Sanusi, seperti dikutip dalam keterangannya, kemarin.

Aisyah Gamawati, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendesa PDTT menambahkan, Festival Budaya Perdamaian tahun 2019 ini melibatkan unsur-unsur Kemendesa PDTT, kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, pemerintah desa, dan organisasi atau kelompok masyarakat yang bertujuan untuk penguatan pranata adat pada lingkup daerah.

"Sumbawa menjadi salah satu daerah dari 24 daerah di Indonesia yang menjadi sasaran festival ini. Walaupun daerah ini terdiri dari berbagai suku, namun konflik tidak ada, karena masyarakat Sumbawa memiliki pranata adat. Pranata adat inilah yang akan kami dorong menjadi lembaga adat yang mampu menjadi arena tempat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terkait dengan masyarakat di tingkat bawah," kata Aisyah Gamawati.

"Ini akan dijadikan model bagi Kemendesa PDTT untuk menyampaikan kepada masyarakat publik bahwa keberagaman adat yang dimiliki daerah merupakan kekuatan luar biasa dalam membangun perdamaian dan kohesi sosial masyarakat lokal setempat sekaligus sebagai fundamen untuhnya integrasi bangsa. Sehingga Kemendesa PDTT melalui Ditjen PDTu akan berupaya melakukan pembinaan pranata adat di daerah lokasi sasaran secara berkelanjutan," tegasnya.

Sementara, Wakil Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah, mengatakan, Sumbawa merupakan miniatur Indonesia. Warga Sumbawa hidup di tengah-tengah perbedaan suku, agama, budaya. "Saya sangat bangga semua warga Sumbawa mampu terus menerus menjaga persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, festival budaya ini bisa menjadi sarana masyarakat Sumbawa untuk bisa lebih saling mengenal dan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi di desa. “Masalah di masyarakat akan selalu ada, yang penting adalah bagaimana cara kita untuk menyelesaikan masalah tersebut, yang tentunya harus diselesaikan dengan budaya yang berlaku. Kami berharap agar festival ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Sumbawa dalam menjaga keharmonisan dan perdamaian, agar kita dapat hidup rukun dan damai, serta dapat melestarikan nilai-nilai budaya asli Sumbawa.” katanya.

Festival Budaya untuk Perdamaian di Sumbawa tahun 2019, diisi dengan beragam penampilan aneka budaya dan kesenian asli Sumbawa seperti kesenian Marantok dimana ada 36 ibu-ibu yang memakai baju adat Sumba akan memainkan 6 buah alat tumbuk padi. Ada juga kesenian Sakeco yaitu seni tembang syair lawas Sumbawa. Selain itu, festival akan diisi dengan penampilan dari Flobamora yaitu saudara-saudara dari Nusa Tenggara Timur (Flores, Sumba,Timor dan Atambua) yang telah tinggal menetap di Sumbawa. Mereka akan menampilkan tarian gaya adat Timor yang menggambarkan kekayaan adatnya.

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…