Transjakarta Tidak Ingin Fanatik dalam Pengadaan Bus Listrik

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Transjakarta menyatakan tidak ingin fanatik pada satu merek produk dari negara tertentu soal pengadaan bus listrik untuk memperkuat armada operasionalnya yang ada saat ini. "Kami mau terbuka untuk ini, ada 14 penyedia bus di seluruh dunia yang memiliki track record baik, jadi siapa saja," kata Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono di Jakarta, Kamis (28/3).

Bus listrik tersebut, kata Agung, akan segera diujicobakan yang rencananya pada bulan Mei atau Juni. Namun dari semua penyedia bus yang ada, baru ada dua yang menyatakan kesiapannya yakni PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dan pabrikan China Build Your Dream (BYD) yang sudah tersebar di seluruh dunia. "Satu perusahaan dari Indonesia tapi mereka tetap memiliki teknologi yang tinggi dan satu dari China, ada sekitar tiga bus yang siap, satu dari MAB dan dua dari BYD yang satu bus single dan satu lagi bus medium, bukan dari mananya tapi siapnya," ujarnya.

Kedua perusahaan tersebut, kata Agung, adalah yang menyatakan kesiapannya sejauh ini untuk berujicoba di tahun 2019 ini dengan sanggup memenuhi kriteria operasional, siap kerjasama dengan PLN untuk suplai listriknya dan teknologinya. "Kami juga masih menunggu dari Eropa, Volvo misalnya, mereka bilang butuh 18 bulan baru bisa siap, Mercedes bilang dalam waktu dekat ini, yang lain misalnya Hino dari Jepang kita juga terbuka," ucapnya.

Merk-merk dunia tersebut, kata Agung, memang memiliki spesifikasi yang dibutuhkan Transjakarta terutama soal kenyamanan. Namun pihaknya menilai yang terpenting adalah kesiapan setiap bus untuk beroperasi di lingkungan Transjakarta. "Bus listrik itu paling penting di baterai, di iklim tropis seperti negara kita, itu banyak terpakai untuk AC, sedangkan bus Eropa ini gak berada di situasi itu. Ini yang mereka infonya mau dikembangkan lagi, bagi saya jika ingin beroperasi di Indonesia, siapkan kebutuhan untuk di Indonesia," tuturnya.

Direncanakan akan ada 10 unit bus listrik yang akan diujicobakan Transjakarta. Namun dirinya belum menentukan koridor mana yang akan dilalui bus listrik tersebut. "Tapi prinsipnya, Pemprov DKI ingin berada di jalur yang bisa membangun kesadaran publik untuk naik transportasi umum dan kedua rute itu bisa kami kontrol, misal di koridor 1 dan 13," katanya menambahkan. Bus dari PT MAB dan BYD tersebut diinformasikan oleh pihak Trasjakarta, sempat dipamerkan dalam acara Busworld South East Asia 2019 pada 20-22 Maret 2019 lalu dan cukup mendapat sambutan luar biasa dari pengunjung.

Disamping itu, Transjakarta juga menyiapkan 400 bus sedang yang akan beroperasi di jalur transportasi Transjakarta, ditargetkan akan mulai mengaspal pada tahun 2019. “Untuk bus medium yang dikenal sebagai Mini Trans, yaitu yang sebesar Metromini dan Kopaja itu, targetnya tahun ini akan ditambah hingga mencapai sekitar 400 bus," kata Agung.

Agung menjelaskan pengadaan bus tersebut berdasarkan keputusan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang mengalokasikan bus baru tersebut untuk berbagai perusahaan bus seperti Metromini, Kopaja, Kopami, Koantas Bima dan lainnya untuk menambah 80 unit bus sedang yang sudah ada saat ini dengan operator perorangan.

Bus-bus itu sendiri, lanjut Agung, akan menjadi milik para operator, sementara Transjakarta akan berperan sebagai pengguna jasa dengan perjanjian pembayaran per kilometer. "Saat ini fasenya mengumpulkan dokumen dan pelengkapan syarat-syaratnya, dan jika sudah lengkap mungkin pada Bulan April sudah bisa diadakan lelang elektronik oleh Badan Pemerintah untuk Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) DKI jakarta. Perusahaan itu akan menawar biaya per kilometer, kemudian setelah sepakat kendaraan dipesan dan mereka operasikan," ujar Agung

Pengadaan bus sedang baru tersebut, tambah Agung, yang paling utama adalah untuk memperbaharui unit dari bus-bus sedang konvensional yang beroperasidi jalanan ibu kota. Di sisi lain, pengadaan ini juga akan meningkatkan taraf hidup awak bus itu sendiri karena seiring dengan kerjasama ini akan merubah sistem pendapatan yang akan mereka terima. "Selain mengubah armada, juga mengubah yang tadinya awak bus kejar setoran, menunggu penumpang, menjadi memiliki standar minimum dan mendapatkan penghasilan tetap yang rutin sebagai gaji," ujarnya.

 

BERITA TERKAIT

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…