Tiket Pesawat Domestik Mahal, Biro Perjalanan dan Wisata di Daerah Sepi Pengunjung

Tiket Pesawat Domestik Mahal, Biro Perjalanan dan Wisata di Daerah Sepi Pengunjung

NERACA

Jakarta - Sekertaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan mahalnya harga tiket pesawat tujuan domestik, membuat sejumlah biro perjalanan dan wisata di daerah susah. Semuanya mengeluhkan sepi pengunjung.

"Puluhan biro perjalanan dan tujuan wisata di daerah sepi tamu, mereka seperti kehilangan tamu. Harga tiket pesawat yang mahal membuat masyarakat berpikir dua kali untuk berpergian atau berwisata di dalam negeri," ungkap Pauline kepada Neraca di Jakarta, Kamis (28/3)

Menurutnya, mahalnya harga tiket pesawat sangat jelas berimbas kepada turunnya minat masyarakat untuk berpergian dalam negeri menggunakan pesawat. Hal ini kemudian membuat banyak travel agent mencari solusi untuk mengantisipasi turunnya peminat wisata lokal. Salah satu strateginya, yakni dengan lebih mempromosikan wisata internasional. Pasalnya, saat ini ada beberapa harga tiket pesawat tujuan luar negeri yang lebih murah dibandingkan dalam negeri.

"Biasanya ada company outing atau corporate gathering kita travel agent akan suggest dengan harga bujet tertentu, (misalnya) bisa ke Belitung, Bali, atau Danau Toba. Tapi karena mahalnya tiket pesawat harga segitu sudah tidak bisa tertutup, mau tidak mau kita terpaksa alihkan ke destinasi lain," tukas Pauline.

Lebih tingginya biaya yang dibutuhkan untuk penerbangan domestik dinilai memicu masyarakat memilih penerbangan luar negeri yang jauh lebih ekonomis."Ke Manado naik Garuda PP (pulang-pergi) Rp7,3 juta, sementara Batik Air Rp6,8 juta. Anda tahu harga promo tiket ke Jepang? Hanya sekitar Rp5 juta," ucap Pauline.

Hal ini sangat disayangkan oleh Pauline, mengingat pemerintah sedang fokus meningkatkan pendapatannya dari industri pariwisata."Sangat disayangkan, karena sekarang Presiden Joko Widodo sedang gencar mempromosikan pariwisata Indonesia dan membangun infrastuktur, bandara, untuk konektivitas," katanya.

Di tempat berbeda, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, kenaikan harga tiket pesawat memberi dampak negatif terhadap tingkat okupansi hotel yang mengalami penurunan sekitar 20-40% apabila dibandingkan dengan tahun lalu.

"Saat ini masyarakat cenderung enggan berpergian karena harga tiket pesawat naik. Alhasil, tingkat keterisian kamar hotel merosot tajam. Hal ini diperparah dengan situasi bisnis hotel yang tengah memasuki masa low season. Iya benar. Tingkat okupansi hotel turun sekitar 20-40%," keluh Hariyadi. Mohar/Iwan

 

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…