Juni, MNC Vision Network Bakal Gelar IPO

NERACA

Jakarta – Memanfaatkan kondisi pasar modal yang masih tumbuh positif, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menyampaikan rencana anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki, PT MNC Vision Network untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Juni 2019. 

Investor relation BMTR, Marshall Peri dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, IPO ini akan menjadi langkah terakhir yang melengkapi rencana private placement. Kepemilikan asing dalam industri media berdasarkan peraturan saat ini tidak terbatas jika status perusahaan terdaftar di bursa efek, jika tidak, ada batas kepemilikan sebesar 20%.”Sekaligus kami menegaskan kembali bahwa proses private placement masih berlangsung,"ujarnya.

MVN memiliki dan mengoperasikan TV Berbayar / OTT terbesar di Indonesia dengan nama MNC Vision (DTH)TV Berbayar), MNC Play (IPTV dan broadband), dan MNC Now (OTT). Perusahaan terus melakukan diskusi positif yang konsisten dengan beberapa pihak potensial dan telah menandatangani sejumlah dokumen persyaratan yang merupakan bagian dari proses uji tuntas. Berdasarkan perjanjian kerahasiaan, BMTR tidak diizinkan untuk merilis nama pihak yang berpartisipasi.

Sebelumnya, perusahaan media asal Prancis, Vivendi SA dikabarkan siap menyuntikkan modal sekitar US$400 juta—US$500 juta kepada anak usaha PT Global Mediacom Tbk., PT MNC Vision Network. David Fernando Audy, Direktur Global Mediacom, menuturkan Vivendi akan mengakuisisi 50% saham MNC Vision Network (MVN). Suntikan modal dari Vivendi itu akan dikucurkan secara bertahap.Pada tahap awal, lanjutnya, Vivendi akan mengakuisisi 20% saham MNC Vision pada Maret 2019.  “Pokoknya realisasi US$400 juta—US$500 juta, tetapi untuk tahap awal 20% dari itu,” ungkapnya.

Vivendi merupakan perusahaan konten, media, dan komunikasi yang terintegrasi. Hingga Juni 2018, Vivendi memiliki total aset 33,34 miliar euro. Adapun total ekuitas dan liabilitasnya masing-masing 17,33 miliar euro dan 16,01 miliar euro.

Vivendi memiliki tiga bisnis utama, yakni Universal Music Group, Canal+ Group, dan Havas Group. Dalam 6 bulan pertama 2018, Vivendi membukukan pendapatan 6,46 miliar euro. Adapun, pada 2015—2017, pendapatan Vivendi tercatat berturut-turut senilai 10,76 miliar euro, 10,81 miliar euro, dan 12,5 miliar euro. Vivendi kerap melakukan ekspansi anorganik. Pada akhir Januari 2019, misalnya, Vivendi mengumumkan akuisisi 100% saham Editis, perusahaan penerbitan terbesar kedua yang berbahasa Prancis. Nilai transaksinya 900 juta euro.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…