Rencanakan Akuisisi Bank Permata - Bank Mandiri Wajib Lakukan Tender Offer

NERACA

Jakarta – Rencana PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bakal mengakuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) membuat perdagangan saham BMRI terkerek naik 1,73% menjadi Rp 7350 pada sesi pertama, Selasa (26/3). Sementara Deputi Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo mengatakan bahwa Bank Mandiri telah bertemu dan menyampaikan rencana membeli saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI).

Kementerian, lanjutnya, menyetujui bahwa hal itu perlu dilakukan untuk meningkatkan pengembalian ekuitas (return on equity/ROE). Disampaikannya, pemerintah memberikan kebebasan bagi Bank Mandiri untuk menentukan strategi seusai membeli saham Bank Permata. Pihak manajemen telah mempertimbangkan untuk menggabungkan Bank Permata dengan perseroan secara langsung atau dengan anak usaha, PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).

Merespon aksi korporasi tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan, calon pembeli 45% saham saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) wajib melakukan penawaran tender (tender offer) atas saham publik di bank yang kendalikan oleh Astra dan Standard Chartered Bank (Stanchart) ini.”Harus tender offer," kata Hoesen di Jakarta, kemarin.

Hanya saja, katanya, hingga saat ini belum ada bank yang menyampaikan minat untuk mengakuisisi Bank Permata ke OJK. Jika sudah ada, OJK akan segera menyampaikan kepada publik.”Belum sampaikan dokumen, belum ada keterbukaannya kan?"ujarnya.

Kabar dipasar menyebutkan, Bank Mandiri sebagai pembeli potensial telah menyiapkan dana besar. Apalagi, BMRI dan Morgan Stanley telah merampungkan kajian rencana akusisi BNLI. Nilai penawaran yang diajukan oleh Bank Mandiri berkisar antara Rp1.115—Rp1.200 per saham. Kondisi membuat saham BNLI kembali melesat pada awal perdagngan menjadi Rp 990/saham, padahal kemarin harga sahan BNLI turun menjadi Rp 905/saham dari posisi akhir pekan lalu Rp 935/saham.

Sementara Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan pernah bilang, calon pembeli Bank Permata tidak kena kewajiban tender offer karena tidak ada perubahan pengendali atas saham Bank Permata. "Kalau Bank Mandiri masuk beli saham punya Stanchart, maka enggak terjadi perubahan pengendali baru karena jumlah porsi Stanchart di BNLI dengan Astra sama besar," ujarnya.

Berdasarkan data terakhir per 28 Februari 2019, jumlah saham Bank Permata yang dikuasai oleh Standard Chartered Bank sebanyak 12,49 miliar lembar saham, atau 44,56% dari total saham yang beredar. Sebanyak 44,56% saham lainnya saat ini dikuasai oleh PT Astra International Tbk., sedangkan 10,88% sisa sahamnya dimiliki oleh public dengan porsi kepemilikan kurang dari 5%.

Mengacu kepada harga penawaran tersebut, apabila Bank Mandiri ingin mengakuisisi saham Bank Permata yang dikuasai oleh Standard Chartered, menyusul rencana divestasi yang diumumkan sebelumnya, maka dana yang harus disiapkan untuk melakukan aksi korporasi tersebut adalah Rp13,93 triliun—Rp14,99 triliun.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…