Kompetensi Rendah - Lebih Dari 50% PNS Tak Berkualitas

 

NERACA  

Jakarta - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menegaskan sekitar 50% PNS yang mempunyai kompetensi umum belum berkualitas. "Dari PNS yang fungsional itu ada 5% yang mempunyai kompetensi bidang tertentu, selebihnya kompetensinya umum, yang umum ini, sebagian atau setengahnya (50%) belum berkualitas, tapi kan selama ini dikatakan hanya 5% yang kompeten, tidak begitu," kata Men PAN-RB, Azwar Abubakar di Jakarta,19/3

Menurut Azwar, banyaknya PNS yang tidak berkualitas karena saat awal penerimaan mereka yang kebanyakan tidak memenuhi standard penerimaan pegawai pada umumnya. "Tapi memang disinyalemen betul, penerimaannya tidak berdasarkan seleksi, tidak terbuka, jadi yang kenal-kenal saja, keluarganya, ke depan tidak boleh lagi, harus dites," paparnya

Kedepannya, lanjut Azwar, semua calon PNS harus diseleksi, bahkan pegawai honorer untuk kategori II harus melalui proses seleksi ini. "Kalau honorer, yang K1 itu memang kita terima semuanya, tapi yang K2 akan dilakukan tes harus sesuai passing grade. Memang dari DPR diperkirakan sekitar 30% yang nantinya diterima dari honorer, tapi kita tes dulu," imbuhnya

Menyinggung masalah anggaran pelatihan PNS guna meningkatkan SDM, Azwar berjanji akan meningkatkan kualitas PNS yang telah ada saat ini. Tidak tanggung-tanggung, sekitar Rp 4 triliun digelontorkan untuk mengadakan pelatihan terhadap sekitar 1 juta PNS hingga tahun depan. "Yang penting sekarang saya akan buat pelatihan 1 juta PNS, ini sedang kita rumuskan, biar cepat, sekarang kan PNS 4,6 juta, tapi kita mau buat program untuk pegawai fungsional dan struktural, ada pelatihan.

Oleh karena itu, kata mantan anggota Komisi I DPR F-PN ini, pemerintah terus merumuskan bebagai langkah guna memberdayakan PNS demi peningkatan pemerintahan. “Kalau kita bicara tidak berkualitas, kita harus bicara apa langkah selanjutnya. Saya akan mendayagunakan apa yang sudah ada, mendayagunakan bukan menerima saja," ungkapnya.

Azwar menilai, saat ini memang ada yang salah dengan sistem pelatihan PNS. Pasalnya, pelatihan dilakukan setelah penerimaan. Padahal, menurutnya, pelatihan itu dilakukan sebelum pengangkatan. "Sebaiknya orang kan latihan dulu baru kerja, orang itu kan sekolah dulu menjadi tentara baru menjadi tentara, pendidikan sesko baru jadi panglima, bukan jadi panglima dulu baru sesko. Sekarang kan tidak, kenapa itu terjadi, katanya tidak ada orangnya, makanya kita latih orang supaya banyak supaya qualified, perlu dipersiapkan, karena normalnya orang dilatih dulu baru diangkat," ungkapnya.

Namun, lanjut Azwar, saat ini pihaknya tengah menggodok perbaikan sistem penerimaan PNS tersebut beserta dengan pelatihan PNS yang sudah ada. Hal ini guna memperbaiki terus kualitas PNS. "Masih ada ruang untuk kita melakukan perbaikan secara menyeluruh, dilatih, harus buat rencana baru," tandasnya. **cahyo

BERITA TERKAIT

Dukung Keberlanjutan CSA, Pemprov Sumut Gelar Bimtek di Tapanuli Utara

NERACA Tapanuli Utara - Sejumlah provinsi lokasi kegiatan Climate Smart Agriculture [CSA] berupaya mereplikasi inovasi CSA, seperti ditempuh Pemerintah Provinsi…

Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM & Kesejahteraan Pekerja

*SIARAN PERS*  *UNTUK DITERBITKAN SEGERA* *Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM & Kesejahteraan Pekerja* Jakarta, FMB9 - Pemerintah telah…

BRIN Garap Riset Konversi Pembangkit Listrik Batubara Jadi Energi Nuklir

    NERACA Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut terlibat dalam transisi energi fosil ke energi baru…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Dukung Keberlanjutan CSA, Pemprov Sumut Gelar Bimtek di Tapanuli Utara

NERACA Tapanuli Utara - Sejumlah provinsi lokasi kegiatan Climate Smart Agriculture [CSA] berupaya mereplikasi inovasi CSA, seperti ditempuh Pemerintah Provinsi…

Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM & Kesejahteraan Pekerja

*SIARAN PERS*  *UNTUK DITERBITKAN SEGERA* *Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM & Kesejahteraan Pekerja* Jakarta, FMB9 - Pemerintah telah…

BRIN Garap Riset Konversi Pembangkit Listrik Batubara Jadi Energi Nuklir

    NERACA Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ikut terlibat dalam transisi energi fosil ke energi baru…