Dorong Lulusan Pesantren Jadi Wirausaha

Kementerian Perindustrian melalui program "Santripreneur" terus mendorong pertumbuhan wirausaha baru di pondok pesantren, sekaligus mewujudkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0 dalam pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM). “Dengan program Santripreneur, santri masa kini dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga mampu berwirausaha,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya diterima di Jakarta.

Airlangga menyampaikan hal itu saat mengunjungi Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah di Sragen, Jawa Tengah.

Ketua Umum Partai Golongan Karya ini menuturkan, upaya nyata telah dilakukan pemerintah untuk mendorong jiwa wirausaha para santri, antara lain melalui fasilitasi alat-alat produksi. "Misalnya, di Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen ini, kami mengirimkan langsung mesin dan peralatan pembuat roti untuk dimanfaatkan para santri agar bisa produktif dan berwirausaha," ujarnya.

Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) memberikan sejumlah bantuan alat, yaitu satu unit planetary mixer, satu unit spiral mixer (mesin pencampur adonan), satu unit proofer (mesin pengembang adonan), satu unit oven, satu unit mesin potong roti, satu unit lemari es, dan satu unit impulse sealer (alat perekat plastik).

Kemudian, dua unit meja stainless, 10 unit unit loyang pelengkap oven, satu unit hand mixer, satu unit penggiling adonan manual, satu unit tabung gas beserta regulator dan LPG, satu unit timbangan digital, serta satu unit rak bakery pan. Alat-alat tersebut sudah dikirim sejak bulan lalu.

"Tadi saya memastikan barang yang diserahkan sudah sampai atau belum, ternyata peralatan untuk membuat roti bukan saja sudah sampai tapi sudah dipakai untuk memproduksi roti. Kemenperin dengan senang hati membantu pondok pesantren dengan berbagai peralatan agar bisa semakin produktif menjalakan usahanya," ucap Airlangga.

Melalui bantuan peralatan produksi roti tersebut, ia mengharapkan, setelah lulus dari pesantren, para santri dari Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen, dapat menjadi ahli dalam bidang ilmu agama, sekaligus bisa menjadi wirausaha yang andal. "Jadi, belajar di pesantren, sambil menimba ilmu agama sekaligus sambil berlatih membuat roti, tentunya harus juga bisa menjualnya," katanya.

Menurut Airlangga, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis keagamaan yang telah dikenal sebagai lembaga yang mandiri sekaligus ‘Agent of Development’ yang menjadi panutan dalam kehidupan masyarakat.

Selain itu, pondok pesantren telah dikenal menjadi tempat untuk menempa para santri yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur, ulet, jujur, serta pekerja keras.

Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis. "Seluruh potensi ini merupakan modal yang cukup kuat dalam menghadapi revolusi industri 4.0," paparnya.

Airlangga juga menegaskan, dalam jangkauan lebih luas, agar bantuan berupa alat produksi bisa dimanfaatkan secara optimal, Kemenperin sudah memetakan kebutuhan di setiap pondok pesantren di masing-masing daerah. Contohnya, ada pesantren yang seluruh santrinya menggunakan sandal.

Melihat peluang itu, Kemenperin akan memberikan bantuan berupa alat produksi membuat sandal. "Jadi nanti kami bantu caranya membuat sandal, sehingga ekonominya menjadi ekosistem di pesantren, di mana seluruh kebutuhan santri itu bisa dipenuhi oleh usaha atau koperasi yang dibangun oleh pesantren itu sendiri," ujarnya.

 

Transformasi Pendidikan

 

Sementara itu, Universitas Pancasila Jakarta siap melakukan transformasi pendidikan agar semakin menambah kualitas pendidikan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi. "Universitas Pancasila sebagai bagian dari institusi pendidikan yang selalu belajar akan terus melakukan transformasi tidak terkecuali transformasi di dalam kampus sendiri," kata Rektor Universitas Pancasila Prof. Wahono Sumaryono pada acara Yudisium Sekolah Pascasarjana Universitas Pancasila di Jakarta.

Ia mengatakan dinamika perkembangan eksternal terjadi dengan sangat pesat revolusi industri 4.0 telah melanda dunia yang ditandai dengan adanya disrupsi diberbagai bidang kehidupan.

Universitas Pancasila lanjut rektor telah melakukan perubahan-perubahan visi yang akan menjadi kampus unggul di tingkat nasional pada tahun 2024 dan internasional pada tahun 2029. "Tentunya akan berorientasi kewirausahaan yang berdasarkan nilai luhur Pancasila. Kita lakukan perubahan atas dinamika eksternal dan internal," katanya.

Lebih lanjut rektor mengatakan memasuki era revolusi industri 4.0 maka kami pun melakukan percepatan untuk berusaha menjadi internal dan orientasi di situ kita lakukan reformasi menjadi unggul dan berprestasi kewirausahaan. "UP telah mendapatkan akreditasi A pada bulan Desember tahun lalu," katanya.

Sedangkan untuk peringkat UP pada tahun 2018 yang dinilai berdasarkan lima paramater utama diantaranya Sumber Daya Manusi atau SDM dan jumlah guru besar, UP menududki peringkat 59, semoga tahun berikutnya bisa menjadi peringkat 50.

Wahono juga mendorong mahasiswa dan dosen untuk melakukan inovasi dalam penelitiannya guna merespons kebutuhan pasar, baik itu produk maupun jasa.

Dikatakannya perguruan tinggi merupakan bagian dari komponen dari inovasi nasional yang didorong oleh Kemenristekdikti dengan pusat unggulan teknologi dan praktisi untuk mendorong dosen dan mahasiswa terbuka pikiran dalam rangka penelitian apakah sebagai tugas akhir atau juga hal-hal yang merespons kebutuhan pasar untuk mengembangkan produk barang dan jasa sesuai yang diminta pasar.

Sedangkan Ketua Pembina Yayasan Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa maka pihaknya mendatangkan praktisi-praktisi ekonomi yang sukses untuk memberikan kuliah umum di kampus UP. "Ini untuk memberikan motivasi dan sharing pengalaman agara bermanfaat bagi mahasiswa," katanya.

Edie berharap para lulusan pascsarjana memegang teguh kejujuran dan disiplin, serta memegang etika sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. "Kita harus tetap berpegang pada etika dan juga norma kesopanan," katanya. (ant)

BERITA TERKAIT

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…

BERITA LAINNYA DI

Jurus Jitu Selamatkan UMKM

Jurus Jitu Selamatkan UMKM  Pelaku UMKM sebenarnya tidak membutuhkan subsidi bunga. Yang sangat mendesak diperlukan adalah penguatan modal untuk memulai…

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020

Tegakkan Protokol Kesehatan di Pilkada 2020 Dalam konteks masih terjadinya penularan dengan grafik yang masih naik, sejumlah pihak meminta pemerintah…

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah

Jangan Buru-Buru Menutup Wilayah Strategi intervensi berbasis lokal, strategi intervensi untuk pembatasan berskala lokal ini penting sekali untuk dilakukan, baik…