Bukukan Penjualan Rp 106,74 Triliun - Porelahan Margin HM Sampoerna Makin Tebal

NERACA

Jakarta – Di tahun 2018, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan penjualan bersih Rp106,74 triliun atau naik 7,72% pada 2018, dibandingkan dengan penjualan bersih 2017 sebesar Rp99,09 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada pencapaian laba bersih perseroan yang ikut naik 6,85% menjadi Rp 13,54 triliun dibandingkan priode yang tahun 2017 sebesar Rp 12,67 triliun.

Perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan pula, beban pokok penjualan tercatat naik 8,51% secara tahunan menjadi Rp81,25 triliun pada 2018. Adapun, beban penjualan sebesar Rp6,30 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp2,31 triliun, beban lain-lain sebesar Rp110,04 miliar, biaya keuangan sebesar Rp30,50 miliar, dan beban pajak penghasilan sebesar Rp4,42 triliun. 

Adapun aset perseroan per 31 Desember 2018 sebesar Rp46,60 triliun, naik 8,02% secara tahunan. Jumlah liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp11,24 triliun dan Rp35,36 triliun. Sebelumnya, emiten produsen rokok ini berhasil membukukan kenaikan volume penjualan rokok sebesar 1,2% year-on-year (yoy) dengan total penjualan sebanyak 26,5 miliar batang. Kabar adanya kenaikan cukai rokok sempat mengancam pertumbuhan penjualan perseroan. Namun pemerintah memastikan di tahun ini tidak menaikan cukai rokok.

Menurut Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, cukai tembakau yang tidak dinaikan akan menambah dorongan positif dari kinerja keuangan saham-saham produsen rokok. Sehingga untuk saat ini, saham rokok masih layak di koleksi. Meski begitu, ada banyak tantangan pada industri ini.

Pertama, kata Lanjar, yaitu regulasi pemerintah baik mengenai penjualan, design produk, area merokok dan sponsorship. Kedua mengenai kampanye anti tembakau dari WHO yang terus beraksi pada generasi muda. Ketiga peralihan konsumen dari rokok tembakau ke rokok Elektronik. Hanya saja, dijelaskan Lanjar, dari tantangan diatas dua tantangan mereda yang pertama dari regulasi pemerintah dari sisi penjualan yang tidak menaikkan cukai tembakau, meskipun dari design produk dan sponsorship masih dibatasi. Prospek peralihat konsumen dari rokok tembakau ke rokok elektronik pun mereda.

Dengan cukai yang stagnan, tentunya margin pendapatan emiten rokok semakin menebal. Di sisi lain, volume penjualan berpotensi meningkat bila harga jual tidak dinaikkan. Hal senada juga disampaikan analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dalam riset pernah bilang, kenaikan cukai terhadap produk tembakau pada dasarnya memang mempengaruhi industri rokok secara nasional. Namun kondisi tersebut tidak berdampak terhadap volume penjualan HMSP. Pasalnya, di kuartal dua dan tiga di 2018 kemarin, emiten produsen rokok tersebut justru mencatatkan pertumbuhan penjualan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah bilang, pemerintah tidak jadi menaikkan cukai rokok tahun 2019. "Kami putuskan, tidak ada perubahan tingkat cukai yang ada di tahun ini," ujar Sri. Selama ini pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan besaran rata-rata 10,5%. Meski demikian, Sri tidak membeberkan alasan mengapa kebijakan tersebut diambil.

Diriya hanya mengatakan, keputusan itu didasarkan atas sejumlah pertimbangan beberapa menteri serta arahan Presiden Jokowi saat rapat terbatas. Selain itu, pemerintah juga akan menunda rencana penggabungan kelompok cukai. "Dalam hal ini, kami akan tetap mengikuti struktur dari kebijakan cukai tahun 2018, baik dari sisi harga jual, eceran maupun dari sisi pengelompokannya,"kata Sri.

Pemerintah memang sempat mewacanakan kenaikan tarif cukai rokok untuk tahun 2019. Menurut Kementerian Perindustrian, kenaikan tarif cukai itu dapat berdampak negatif kepada struktur industri rokok di Indonesia.



 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…