Lion Air Rencanakan IPO - BEI Pastikan Belum Terima Dokumen Resmi

NERACA

Jakarta – Wacana Lion Air bakal menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukanlah isu baru yang beredar di kalangan pelaku pasar modal. Jauh sebelum adanya adanya kecelakaan pesawat Lion Air akhir tahun 2018 , perseroan sudah menyampaikan niatan IPO dengan target listing di tahun 2016. Namun rencana tersebut hingga saat ini belum juga terealisasi.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyambut baik PT Lion Mentari Airlines, induk maskapai penerbangan berbiaya murah Lion Air kembali membuka wacana lama untuk IPO. Pasalnya, BEI membenarkan kabar rencana Lion Air untuk IPO dan kala itu pernah menghadiri IPO Master Class yang diadakan di bursa. 

IPO Marter Class adalah kegiatan yang dirancang untuk menyiapkan tim dari calon emiten untuk melakukan IPO khususnya yang telah memiliki rencana yang matang untuk segera go public atau menjual saham perdana.”Kelas ini khusus dirancang dengan memberikan materi secara komprehensif dan melibatkan profesi penunjang pasar modal sebagai pembicara," kata Yetna di Jakarta, kemarin.

Meski demikian, saat ini belum ada keterangan resmi dari perusahaan kepada bursa mengenai rencananya ini.”Pada saat ini, dokumen secara resmi belum diterima Bursa. Bursa menyambut baik apabila perseroan segera merealisasikan rencana tersebut," tandasnya.

Melansir dari Bloomberg, dikatakan bahwa rencana IPO menjadi salah satu upaya Lion Air untuk move on dari kesulitan yang selama ini dialami pasca kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 akhir tahun 2018. Pekan ini, Lion Air mengagendakan pertemuan dengan para calon investor guna membahas rencana penjualan saham tersebut. Agenda pertemuan itu nantinya akan menjadi pijakan Lion Air, apakah akan melanjutkan proses IPO atau tidak.

Jika rencana tersebut akhirnya disetujui, Lion Air dikabarkan akan segera mendaftarkan diri untuk IPO sesaat setelah perhelatan Pilpres 2019 usai pada April mendatang. CEO Lion Group, Rusdi Kirana pernah bilang, perusahaan berencana melepas 30% saham dengan target dana IPO sekitar Rp 10 triliun. Kala itu, Rusdi menuturkan, dana hasil IPO antara lain digunakan untuk membangun bandara terpadu di Lebak seluas 550 hektare.

Kabarnya perseroan telah membebaskan sebagian lahan di sana. Disebutkan, konsep yang didesain Lion, yaitu bandara dipadukan dengan angkutan kereta api, transportasi ke pelabuhan, pusat grosir, dan perumahan atau properti. Rusdi menggarisbawahi pembangunan pusat grosir yang akan menampung pengusaha kecil menengah. Pusat grosir ini jauh lebih besar dari Tanah Abang atau Mangga Dua.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…