DOID Raup Laba Bersih US$ 75,64 Juta

NERACA

Jakarta – Emiten pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) berhasil mengantongi laba bersih sepanjang tahun 2018 sebesar US$75,64 juta atau tumbuh 61,83% secara tahunan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara untuk pendapatan tercatat US$892,45 juta. Realisasi tersebut tumbuh 16,72% dari US$764,60 juta pada 2017. Akan tetapi, beban pokok pendapatan perseroan naik lebih tinggi secara tahunan pada 2018. Beban pokok tercatat naik 25,46% dari US$539,46 juta pada 2017 menjadi US$676,82 juta pada 2018. Dari situ, perseron membukukan laba kotor US$215,63 juta pada 2018. Nilai itu turun 4,22% dari US$225,14 juta pada 2017.

Kendati demikian, emiten berkode saham DOID itu mampu mengamankan laba bersih US$75,64 juta pada 2018. Pencapaian itu tumbuh 61,83% dari US$46,74 juta pada 2017. Sementara itu, total liabilitas yang dimiliki DOID senilai US$922,58 juta pada 2018 atau naik 20,06% secara tahunan. Sebaliknya, ekuitas naik lebih tinggi 47,61% secara tahunan menjadi US$261,51 juta.

Total aset yang dimiliki perseroan per akhir tahun lalu senilai US$1,18 miliar. Jumlah itu naik 25,22% dari US$945,58 juta pada 2017. Sebagai informasi, dalam mendanai ekspansi bisnisnya perseroan mengalokasikan belanja modal atau capex tahun ini di bawah US$ 100 juta. Dimana belanja modal tahun ini lebih rendah dari tahun lalu. Hal ini merupakan strategi perusahaan agar arus kas perseroan lebih baik dari tahun lalu. 

Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur, Eddy Porwanto pernah bilang, dengan berkurangnya jumlah capex pada tahun ini diharapkan arus kas perusahaan akan jauh membaik dibanding tahun 2018. Pada tahun ini, dirinya mengharapkan adanya perbaikan harga batubara setelah mengalami tren penurunan harga.”Kami menunggu perkembangan dari relaksasi import batubara di China dan beberapa hal lainnya yang diharapkan bisa mendukung harga batu bara,” imbuhnya.

Eddy menuturkan, pihaknya masih akan fokus dalam mengembankan bisnis inti yaitu jasa pertambangan pada 2019. Ia belum dapat menyebutkan realisasi operasional pada tahun lalu. Sementara untuk target operasional pada tahun ini, dalam berita Kontan.co.id sebelumya disebutkan DOID membidik pertumbuhan operasional sebesar 10%. Pada tahun lalu DOID menargetkan mampu memproduksi 45 juta ton sampai 50 juta ton batubara hingga akhir 2018. Sedangkan target pengupasan lapisan tanah sebesar 375 hingga 425 juta bcm.

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…