Tahun 2019, Pemerintah Targetkan 8 Juta UMKM Aplikasikan Tekhnologi

Pemanfaatan teknologi digital untuk bisnis, khususnya skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sudah menjadi sebuah keharusan. Sebab itu, upaya mendorong pelaku UMKM terus digencarkan. Hal ini pula yang saat ini digenjot oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Menurut Menkominfo Rudiantara, kementeriannya menargetkan pada akhir tahun 2019 sebanyak delapan (8) juta UMKM telah bertransformasi berbasis aplikasi teknologi digital. Target itu lebih cepat setahun, yakni sebelumnya diharapkan terealisasi pada tahun 2020.

“Mudah-mudahan akhir tahun 2019 semua UMKM sudah merambah ke teknologi digital. Kita juga sama-sama tahu bahwa sekitar 50 persen ekonomi Indonesia dari UMKM. Saat ini sudah ada 6,5 juta UMKM setara dengan 82 persen dari target delapan juta UMKM yang memanfaatkan teknologi digital,” ujar Rudiantara.

Guna mendukung target tersebut, Rudiantara menilai perlu kesiapan infrastruktur TIK sehingga membangun konektivitas yang berdampak kepada produktivitas pelaku bisnis startup, UMKM, dan UKM agar turut mendorong perekonomian bangsa.

Bukan sekadar untuk target pemanfaatan teknologi digital ke UMKM, pembangunan infrastruktur TIK juga bertujuan membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). “Pemerintah melalui Kemenkominfo sedang dalam proses untuk membangun satelit Palapa Ring sebagai siasat untuk memberikan akses internet ke seluruh kantor desa, sekolah dan puskesmas di wilayah 3T,” katanya.

Ia menjelaskan, diharapkan akhir tahun 2022 satelit tersebut sudah dapat beroperasi. Sampai saat ini, sudah ada 61.000 desa yang terhubung internet 4G dari keseluruhan 75.000 desa di Indonesia.

Satelit Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Palapa Ring terdiri dari tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) serta satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Proses digitaliasi UMKM sebenarnya sudah dapat dilihat melalui berbagai platform e-commerce startup, seperti Bukalapak dan Tokopedia.  Menurutnya, dari kedua platform e-commerce secara jelas andil menyumbang dan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. “Dari Tokopedia saja sudah membantu proses digitalisasi sebanyak dua juta UMKM, kemudian BukaLapak juga seperti itu, pelapaknya atau merchant itu kebanyakan UMKM,” ujar Rudiantara.

Selain UMKM dari sektor e-commerce, ada juga UMKM yang memang mengandalkan internet untuk memasarkan dan mengekspor produk-produknya di pasar internasional. “Kami terus koordinasi ke Kementerian Koperasi untuk mendata UMKM berdasarkan nama dan alamat yang jelas,” katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, kontribusi UMKM terhadap ekonomi Indonesia dapat dikategorikan amat besar yakni 64,41 persen atau mencapai Rp 850 triliun per tahun pada produk domestik bruto (PDB).

Ditempat terpisah, Gati Wibawaningsih selaku Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, mengakui pemanfaatan teknologi oleh UMKM di Indonesia memang masih tertinggal.

"Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam Making Indonesia 4.0 adalah UMKM yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi, melalui program ini, kami harap akan menjadi penghubung bagi IKM untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital untuk meningkatkan daya saingnya," kata Gati.

Pemanfaatan teknologi digital sangat potensial di Indonesia karena menurut Gati, dari data APJII menyebutkan tahun 2017 yang lalu pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,3 persen dari total penduduk Indonesia. "Penetrasi penggunaan internet tersebut diharapkan juga dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan perluasan akses seperti jual beli online," jelasnya.

Gati menjelaskan, program e-Smart IKM sendiri diluncurkan oleh Kemenperin pada tahun 2017. Sampai dengan tahun 2018 sebanyak 5.945 IKM dari seluruh Indonesia turut serta dalam program tersebut dan membuahkan nilai transaksi sebesar Rp. 1,3 miliar, naik 773 persen dari nilai transaksi tahun sebelumnya yang hanya Rp 168 juta.

"Kami harap e-commerce menjadi gerbang bagi para pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital. Setelah akses pasarnya diperluas melalui e-commerce, kemudian IKM akan membutuhkan promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, dan teknologi digital lainnya," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif

  Pahami Etika Bermedia Digital dengan Bijak Tanggapi Komentar Negatif NERACA Malang - Dalam rangka kampanye Indonesia Makin Cakap Digital,…

Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan

  Perkuat Tim, SiCepat Ekspres Siap Hadapi Lonjakan Paket Ramadan  NERACA Jakarta - Memasuki bulan Ramadan tahun 2024, SiCepat Ekspres…