Inovasi C-BEST Next G - Komiten KSEI Membangun Pasar Modal Berkualitas

Pertumbuhan investor pasar modal lambat laun terus berkembang pesat seiring dengan meleknya literasi keuangan anak muda di industri pasar modal lewat program Yuk Nabung Saham dan sekolah pasar modal. Kondisi ini tentunya saja mendorong transaksi di pasar modal juga ikut tumbuh pesat. Bahkan PT Bursa Efek Indonesia membuka kemungkinan untuk merevisi target rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham tahun ini menjadi lebih dari target awal Rp9 triliun per hari, mengingat di awal tahun ini rata-rata nilai transaksi harian sudah mencapai Rp10,43 triliun.

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) Februari 2019, sepanjang tahun berjalan, rata-rata volume transaksi harian di bursa saham sudah mencapai 13.38 miliar saham per hari dengan nilai rata-rata Rp10,43 triliun per hari. Kondisi ini sudah meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu, yang mana rata-rata volume transaksi hariannya mencapai 10,57 miliar saham per hari dengan nilai rata-rata Rp8,5 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat pesat dari 386.804 kali per hari pada 2018 menjadi 459.223 kali per hari di awal tahun ini. Data-data transaksi di awal tahun ini merupakan rekor baru untuk pasar modal Indonesia. Mengingat sibuknya transaksi saham di pasar modal dan maraknya produk investasi, maka tentu saja diperlukan infrastruktur yang memadai dan pelayanan yang lebih efisien, cepat dan aman. Maka berangkat dari upaya mendukung pengembangan pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bagian dari pelayanan di industri pasar modal terus berbenah dan berinovasi dalam menunjang pelayanan transaksi di pasar modal lebih optimal.

Salah satu yang upaya yang dilakukan KSEI adalah meluncurkan produk The Central Depository and Book Entry Settlement System (C-BEST) generasi terbaru atau C-BEST Next Generation (Next-G). C-BEST merupakan plaftorm elektronik terpadu yang telah mendukung aktivitas penyelesaian transaksi Efek secara pemindahbukuan sejak tahun 2000, tepatnya pada saat implementasi perdagangan tanpa warkat (scripless) di Pasar Modal Indonesia.

Kata Direktur Utama KSEI, Friderica Widyasari Dewi, layanan ini disinergikan dengan layanan keuangan yang ada sebelumnya.”Pengembangan C-BEST Next-G ini diharapkan juga akan sejalan dan dapat mendukung implementasi sistem perdagangan JATS Next-G BEI dan E-Clears KPEI yang telah diimplementasikan beberapa waktu lalu, sehingga pasar modal Indonesia saat ini mempunyai infrastruktur yang mapan dan dapat diandalkan,”ujarnya.

Dengan peningkatan jumlah investor, produk, dan transaksi di pasar modal, maka sistem C-BEST dikembangkan dengan spesifikasi kapasitas sistem yang lebih besar untuk menghasilkan performance sistem yang lebih baik. Dimana C-BEST Next Generation dapat meng-handle kurang lebih 10 juta investor pasar modal. Hal senada juga disampaikan Direktur KSEI, Syafrudin, geliatnya transaksi di pasar modal diperlukan infrastruktur yang memadai dan pengembangan C-BEST Next Generation akan menghadirkan performa yang lebih tinggi dan lebih terintegrasi dengan aplikasi pendukung lainnya.

Disampaikannya, jumlah pemrosesan penyediaan transaksi pada C-BEST Next-G meningkat lebih dari 6 kali lipat kapasitas sebelumnya, yaitu dari 3.000 penyelesaian menjadi sekitar 20.000 penyelesaian transaksi per menit. Syafruddin juga menambahkan, desain sistem juga sudah mendukung pengembangan lebih lanjut terkait penerapan standar-standar internasional seperti ISO 20022. Sistem baru ini juga siap untuk penyimpanan tipe efek baru, seperti surat utang perpetual dan sub rekening khusus syariah.

 

Miliki Fitur Lengkap

 

Kehadiran C-BEST Next-G ini juga dilengkapi sejumlah fitur baru yang dipersiapkan untuk pengembangan pasar di masa depan. Fitur baru tersebut yakni SRE margin dan SRE syariah, perpindahan efek antar SRE atas investor yang sama, efek surat berharga perpetual, dan electronic prematching untuk mendukung implementasi siklus penyelesaian transaksi T+2.

Disampaikan Syafrudin, dalam pengembangan sistem C-BEST Next G tersebut, pihaknya menujuk Nasdaq sebagai penyedia teknologi setelah melewati proses seleksi ketat. Alasannya, Nasdaq dipilih sejak 17 Oktober 2014 karena dinilai sangat berpengalaman sebagai penyedia teknologi dan telah mengembangkan sistem bagi industri pasar modal utama dunia, termasuk mengembangan sistem post-trade untuk central securities depository (CDS).”Melihat komitmen Nasdaq, kami sangat yakin kami tidak salah memilih partner dalam sistem pengembangan KSEI ini,” katanya.

Hadirnya infrastruktur baru ini tentu akan membawa pasar modal Indonesia menjadi semakin berkualitas dan terpercaya di mata investor lokal dan internasional, apalagi dengan hadirnya patner-patner besar seperti Nasdaq. Sementara Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan, pertumbuhan pasar modal Indonesia saat ini sudah sangat cepat, tetapi tidak akan mampu bertahan bila tidak disertai kesediaan infrastruktur pendukung yang memadai. Maka kehadiran C-BEST Next G menjadi solusi mengantisipasi pesatnya pertumbuhan transaksi di pasar modal.

Tengok saja, dalam lima tahun terakhir, IHSG tumbuh 42,7% dan kapitalisasi pasar meningkat 63%. Frekuensi dan volume transaksi meningkat masing-masing 44% dan 14%. Pertumbuhan SID saham dalam 6 tahun mencapai 158% menjadi 726.640, SID reksadana 135% menjadi 755.000, dan SID SBN 37% menjadi 145.000. Infrastruktur yang dipakai perlu mengadopsi teknologi yang terbaru dan standar yang berlaku internasional sehingga memungkinkan pengembangan dilakukan secara berkelanjutan. Pembaruan C-BEST penting mengingat peran KSEI yang makin meluas hingga ke pasar uang. Hoesen mengatakan, saat ini OJK bersama SRO terus bekerjasama untuk mengembangan infrastruktur pasar modal agar sejalan dengan arah kebijakan strategis OJK dan selaras dengan kebutuhan pasar.

Infrastruktur tersebut antara lain perusahaan efek daerah, siklus penyelesaian transaksi T+2, pengembangan e-proxy, tri-party repo, dan infrastruktur tabungan perumahan rakyat (tapera).

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…