Masyarakat Anti Hoax, Anti Golput untuk Sukseskan Pemilu

 

Oleh: Ariza Fahleivi, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan

 

Perayaan terbesar demokrasi Indonesia akan digelar pada April 2019. Satu hari yang menentukan nasib Indonesia untuk lima tahun kedepan adalah bentuk penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Inilah demokrasi, ketika tidak ada batasan masyarakat berpendapat, berkritik, atau bahkan menyebarkan ujar kebencian.

Semakin zaman berkembang, semakin melejit pula kicauan masyarakat di media sosial dengan berbagai jenis konten. Ada yang memberikan edukasi kepada masyarakat, mampu membangun kesadaran atau keterbukaan masyarakat mengenai demokrasi, menyebarkan provokasi oposisi, atau bahkan menyebarkan berita bohong untuk kepentingan pemenangan brand satu pihak saja.

Yang paling berbahaya adalah penyebaran berita bohong yang dengan mudah orang-orang awam menerima. Mereka belum tahu  bagaimana menyaring berita yang sangat mudah dibuat dan sangat mudah disebarkan melalui berbagai jenis media sosial. Sehingga tidak jarang emosi mereka terhasut karena terprovokasi berita-berita bohong dan timbulnya fitnah-fitnah di tengah masarakat.

Memang tidak mudah membedakan antara berita-berita bohong dengan berita-berita benar apalagi berita-berita bohong atau hoax tersebut sulit sekali dibendung karena sangat cepat menyebar di media sosial. Yang sangat dikhawatirkan adalah timbulnya ketidak sukaan atau fitnah besar di kalangan masyarakat sehingga terpecah belah. Padahal, Indonesia adalah negara kesatuan yang falsafahnya sudah jelas ada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Namun, hanya karena orang-orang tidak bertangung jawab, mereka yang membuat konten negatif untuk memenangkan pilihannya mengorbankan banyak jiwa untuk timbul kebencian.

Pemilihan Umum atau Pemilu seharusnya adalah kesempatan masyarakat untuk berondong-bondong memberikan aspirasi dan kepedulian terhadap tanah air, namun dengan berita-berita bohong yang membodohi masyarakat, yang membuat resah para netizen media sosial, justru Pemilu dijadikan alat untuk membobrokkan idealis masyarakat untuk peduli terhadap bangsanya. Sungguh sangat disayangkan.

Seharusnya masyarakat menggunakan media sosial untuk mencari visi misi, rekam jejak, serta program dari pasangan calon presiden dan wakil presiden atau calon anggota legislative yang akan dipilih saat pemilu mendatang. Tetapi, masyarakat lebih tertarik dengan hal yang berbau ujaran kebencian, berita bohong, dan fitnah.

Pasal 69 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016  telah menyebutkan dengan jelas larangan dalam kampanye seperti menghasut, memfitnah, mengadu domba partai politik, perseorangan dan atau kelompok masyarakat. Seharusnya pasal ini menjadi sikap untuk menindak lanjuti penyebaran berita bohong atau hoax di media sosial. Namun, pada kenyataannya penegak hukum belum maksimal  menindklanjuti masalah berita bohong di media sosial secara serius.

Dampak dari berita bohong, selain mengancam kesatuan Indonesia, juga akan semakin banyaknya masyarakat yang jenuh diprovokasikan berita bohong dan kebencian sehingga menimbulkan pada diri masyarakat sikap apatis terhadap demokrasi. Mereka menganggap bahwa demokrasi hanya soal salah menyalahi, atau soal berlomba-lomba dalam menjatuhkan lawan saja. Sikap apatis yang dicerminkan dengan tidak terlibat dalam pesta demokrasi atau yang disebut Golput.

Golput juga menjadi penyakit demokrasi masyarakat tentunya sehingga menunjukkan rendahnya partisipasi masyarakat. Yang seharusnya menggunakan hak pilih untuk memberikan aspirasi justru malah tidak menggunakan hak pilih dengan baik.

Harapannya adalah agar penyelenggara Pemilu bisa lebih responsif apabila ada berita bohong yang tersebar di media sosial, terutama yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan Pemilu 2019 ini agar segera di tindak dengan tegas, Karena berita bohong mengancam dan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab harus meyakini bahwa mengabaikan hak pilih pada pemilu menyebabkan dampak negative bagi penebtuan keberlanjutan pembangunan nasional. Untuk itu kaum muda khusunya warganet agar gunakan hak pilih dengan cerdas dan hangan termakan hasutan berita hoax dan provokasi untuk Golput, mari sukseskan Pemilu 2019 dengan damai dan bermartabat serta tetap jaga persatuan bangsa.

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…