Pacu Kewirausahaan Mahasiswa di Era Industri 4.0

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong mahasiswa dan akademisi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan (entrepreneurship) di era industri 4.0 dan berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.

“Kita harus menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi generasi muda dan mendorong mereka mempelajari konsep kewirausahaan yang relevan di era industri 4.0. Kita harus mempersiapkan diri, baik dari segi mental, pengetahuan, keterampilan, dan teknologi agar ketika kesempatan itu datang, kita sudah siap,” ujar Mendag di Jakarta, dalam kuliah umum di Universitas Tarumanegara, Jakarta, yang dibuka oleh Rektor Universitas Tarumanegara Prof Dr Agustinus Purna Irawan, sebagaimana disalin dari Antara.

Enggar mengungkap fakta menarik bahwa pada 2018, di negara-negara maju sebanyak 14 persen dari total penduduk usia kerja adalah wirausahawan, sedangkan di Indonesia hanya mencapai 3,1 persen. "Ini yang perlu terus didorong untuk terus menumbuhkan minat kewirausahan bagi para generasi muda," kata Mendag dalam keterangannya..

Dalam paparannya, Enggar menyampaikan konsep kewirausahaan yang relevan di era industri 4.0, yaitu kewirausahaan adalah milik semua orang. Menurut Mendag, kewirausahaan berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor yaitu dengan meningkatkan kualitas produk sehingga berdaya saing dan bernilai tambah. Selain itu, juga dengan menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat dunia dan kemampuan untuk memasarkan produk-produk tersebut.

“Kuncinya adalah menciptakan kebutuhan pasar, selalu belajar, dan meningkatkan produktifitas. Untuk itu, proses belajar di lembaga pendidikan dan universitas harus berpusat pada mahasiswa dan tidak lagi mendengarkan ceramah satu arah. Di samping itu, proses belajar juga harus mengajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dan inovatif,” katanya.

Pengajar, lanjut Mendag, dituntut untuk menjadi mentor yang aktif membimbing dan mendorong anak didiknya mencapai potensi terbaik mereka. Proses belajar harus berpusat pada mahasiswa dan tidak lagi berbentuk ceramah satu arah.

"Yang paling penting, proses belajar tersebut harus menginspirasi mahasiswa untuk aktif berkolaborasi dan bekerja sama. Kesempatan mengenyam pendidikan tinggi yang hanya didapatkan oleh dua persen penduduk Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, dan bangsa," kata Mendag.

Di lain pihak, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, pihaknya menargetkan penumbuhan wirausaha baru sebanyak lebih dari 3000 orang pada tahun 2019. Sejak tahun 2015 sampai dengan akhir 2018, Kemenperin telah memberikan bimbingan teknis kepada 44.294 pelaku IKM dan fasilitasi legalitas usaha kepada 11.289 IKM.

Demikian disampaikan Menperin, disalin dari siaran resmi. Selain itu, sejak tahun 2017, Kemenperin berupaya melakukan edukasi dan pembinaan terhadap IKM untuk masuk dalam e-commerce melalui program e-Smart IKM. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk memperluas akses pasar IKM dan memperbesar persentase produk Indonesia di e-commerce.

“Sebanyak 5.945 IKM di seluruh Indonesia telah mengikuti workshop e-Smart IKM dan membukukan transaksi lebih dari Rp1,38 miliar pada tahun 2018 yang lalu. Tentunya, upaya pemberdayaan IKM melalui e-commerce sejalan dengan 10 Prioritas Nasional Making Indonesia 4.0 yaitu Pemberdayaan UMKM melalui teknologi,” imbuhnya.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menjelaskan, di tengah tren ekonomi digital yang berkembang pesat, IKM nasional semakin didorong untuk aktif dalam memasarkan produknya melalui perdagangan online. Dalam hal ini, melalui program e-Smart IKM, Kemenperin telah bekerja sama dengan marketplace dalam negeri, di antaranya adalah Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.

“Melalui berbagai kerja sama yang telah dilakukan, kami berharap, akan terjadi sinergi dalam pengembangan dan pembinaan IKM yang mengarah pada one stop solution,” ungkapya. Contohnya, kolaborasi dengan Google dalam rangka pengembangan kemampuan IKM dalam pemanfaatan fitur-fitur pada aplikasi Google untuk promosi produk dan pengembangan bisnis online.

Gati menambahkan, saat ini pelaku IKM harus memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk lebih maju dan berkembang dengan dukungan dari pemerintah melalui program pemanfaatan teknologi digital e-Smart IKM.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deloitte Access Economics, pemanfaatan teknologi digital seperti melalui media sosial, internet broadband, dan e-Commerce akan membuka peluang bagi para pelaku IKM untuk tumbuh dan berkembang.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…