GMF Bagikan Dividen Sebesar US$ 6,1 Juta

NERACA

Tangerang- Meskipun laba di tahun 2018 anjlok hingga 40% dari US$ 50,7 juta selama 2017 menjadi US$ 30,5 juta, namun hal tersebut tidak mempengaruhi keputusan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) untuk membagikan dividen sebesar US$ 6,1 juta atau 20% dari laba bersih perusahaan.

Direktur GMF, Iwan Joeniarto mengatakan, pembagian dividen ini merupakan pemenuhan hak yang diberikan GMF kepada pemegang saham.”Kami ingin membuktikan bahwa GMF merupakan tempat yang menjanjikan untuk berinvestasi. Upaya kami terus jalankan membawa keuntungan bagi perusahaan yang nantinya pasti dikembalikan kepada pemegang saham,”ujarnya di Tangerang, kemarin.

Iwan menuturkan, penyebab anjloknya laba bersih perseroan karena perawatan mesin lebih banyak dilakukan di luar negeri. Apalagi, kondisi tersebut diperburuk dengan pelemahan rupiah serta kenaikan harga avtur yang menyebabkan maskapai tersendat dalam pembayaran perawatan pesawat. ”Instrumen pembayarannya trouble sehingga harus ada pinjaman modal, ada beban keuangan sehingga cash in tidak sepadan dengan cash return,” katanya.

Sementara untuk pendapatan dari anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami kenaikan sebesar tujuh persen sepanjang 2018 dari US$ 439,3 juta menjadi US$ 470 juta.  Tahun ini, perseroan membidik laba bersih US$ 33,01 juta, hanya naik 8,07% jika dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun lalu sebesar US$ 30,54 juta.

Perseroan menjelaskan, target tahun ini didasarkan pada asumsi peningkatan pendapatan dan efisiensi beban operasinoal. Untuk pendapatan, perseroan menargetkan sebesar US$ 510,16 juta atau naik 8,54% ketimbang realisasi pendapatan tahun lalu US$ 470,02 juta. Target ini pun lebih rendah ketimbang target pendapatan tahun lalu US$ 527 juta yang hanya tercapai 89,18%.

Dijelaskan, target tahun 2019 didasarkan pada asumsi peningkatan pendapatan dari Garuda Indonesia sebesar 4,4% dan peningkatan pendapatan non Garuda sebesar 22,1%. GMF AeroAsia tahun ini menargetkan investasi produksi sebesar US$ 58,60 juta, melonjak 68,11% ketimbang tahun ini. GMFI pun berencana untuk berinvestasi dalam bentuk penyertaan pada perusahaan asosiasi.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa perawatan dan perbaikan pesawat terintegrasi ini menargetkan total aset US$ 841,49 juta, tumbuh 13,32% ketimbang akhir tahun lalu yang mencapai US$ 742,55 juta. GMF menargetkan pertumbuhan liabilitas 17,55% menjadi US$ 485,92 juta dan ekuitas US$ 355,56 juta.  Tercatat sepanjang 2018, GMF juga telah menandatangani kerjasama strategis dengan Air France Industries/KLM Engineering & Maintenance (AFI/KLM E&M) dan membekali diri dengan beberapa penambahan kapabilitas dan kapasitas, di antaranya perawatan line maintenance Boeing 787 dan Airbus A350.

Penambahan kapabilitas juga terjadi di sektor bisnis Engine Maintenance yaitu Overhaul Engine CFM56 – 5B dan LPT-6 replacement engine tipe GE 90. Dari sisi kapasitas, GMF melakukan penambahan dua lini kapasitas hangar narrow body terbesar di dunia milik GMF menjadi maksimal 15 pesawat yang dapat dirawat secara paralel.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…