Kapitalisasi Pasar Sepekan Turun 1,80%

NERACA

Jakarta –PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat volume transaksi harian sepekan kemarin sebesar 9,63% menjadi 16,07 miliar unit saham dari 14,66 miliar unit saham dari pekan sebelumnya. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian BEI juga mengalami peningkatan sebesar 4,95% menjadi Rp10,26 triliun dari Rp9,77 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

BEI juga mengungkapkan, dari data perdagangan harian hanya rata-rata frekuensi transaksi harian BEI yang mengalami koreksi sebesar 5,77% menjadi 415,83 ribu kali transaksi dari 441,27 ribu kali transaksi dari pekan lalu. Kemudian indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan kemarin ditutup melemah sebesar 1,80% ke level 6,383.07 dari 6,499.88 pada penutupan pekan sebelumnya.

Kata analis Panin Sekuritas, William Hartono, IHSG mendapat sentimen negatif dari kekhawatiran pelemahan ekonomi global dan kembali aktifnya Korea Utara dalam pembangunan area peluncuran rudal. “Ini membuat ketidakpastian dan risiko meninggi kembali,"ujarnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, lanjutnya, penambahan cadangan devisa tidak mampu memperbaiki kondisi IHSG karena fokus pelaku pasar terhadap Indonesia lebih kepada pemilu pada April 2019. Senada dengan IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mengalami pelemahan sebesar 1,80% menjadi sebesar Rp7.258,43 triliun dari Rp7.391,21 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Selama sepekan, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp1,8 triliun dan sampai dengan awal pekan kedua bulan Maret 2019 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp11,75 triliun. Pekan kemarin, BEI juga melakukan pencatatan obligasi berkelanjutan III Indosat tahap I tahun 2019 dan sukuk ijarah berkelanjutan III Indosat tahap I tahun 2019 yang dicatatkan pada Rabu (6/3). Pencatatan obligasi berkelanjutan III Indosat tahap I tahun 2019 dan sukuk ijarah berkelanjutan III Indosat tahap I tahun 2019 yang dicatatkan dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp1.5 triliun untuk obligasi berkelanjutan dan Rp500 miliar untuk sukuk ijarah berkelanjutan.

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2019 adalah 17 emisi dari 13 perusahaan tercatat senilai Rp15.2405 triliun. Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 392 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp420.92 triliun dan US$47.5 juta, diterbitkan oleh 117 perusahaan tercatat. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 99 seri dengan nilai nominal Rp2.481.55 triliun dan US4 400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp9.53 triliun.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…