NERACA

Jakarta – Tambah porsi kepemilikan saham di PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) pada 6 Maret 2019 lalu membeli 160,33 juta saham MPMX. Sandi Rahaju, Kadiv Hukum dan Sekretariat Perusahaan SRTG menjelaskan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pembelian saham tersebut setara dengan 3,59% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh di dalam MPMX.

Disebutkan, nilai transaksi pembelian saham mencapai Rp 152,31 miliar dengan tujuan transaksi untuk investasi. Perseroan menegaskan tidak ada dampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perusahaan atas transaksi tersebut.  Transaksi ini merupakan hasil dari penawaran tender sukarela yang dilakukan Saratoga atas saham-saham MPMX.

Sebelumnya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk melakukan penawaran tender sukarela sebanyak-banyaknya 446,3 juta saham atau setara 10% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh pada MPMX. Perseroan menjelaskan, MPMX memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan sangat potensial untuk berkembang di masa mendatang.

Selain itu, SRTG juga memiliki strategi untuk terus meningkatkan investasi di sektor konsumen. Perseroan juga mengungkapkan, aksi penawaran tender sukarela ini juga akan menguntungkan pemegang saham MPMX lainnya, sebab mereka akan berkesempatan untuk merealisasikan keuntungan investasi di MPMX, sebab harga yang ditawarkan oleh SRTG berada di atas harga pasar terkini.

Nantinya, setelah proses tender ini selesai, SRTG menjanjikan dapat membantu manajemen MPMX untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan. Saat ini, atau per akhir 2018, kepemilikan SRTG atas saham MPMX mencapai 48,6%. Pemegang saham terbesar lainnya yakni Morninglight Investments SARL sebanyak 15,33%, Claris Investment Pte. Ltd. 6,8%, dan MPMX sendiri sebanyak 5,6%. Sisanya dimiliki investor publik sebanyak 20,9%, serta para direksi dan komisaris MPMX hingga 100%.

Sementara PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk tahun ini menargetkan pertumbuhan laba sekitar Rp400 miliar—Rp450 miliar yang ditopang beberapa faktor, seperti pengembangan dan pencapaian kinerja perseroan melalui peningkatan produktivitas. Selain itu, perseroan juga menargetkan pendapatan perusahaan dapat tumbuh di rentang 5%—10% pada tahun ini.