Lunasi Utang US$ 50 Juta - ENRG Masih Mengandalkan Refinancing Utang

NERACA

Jakarta – Pangkas beban utang guna mendukung target kinerja keuangan, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) akan melakukan refinancing utang US$50 juta dari PST Finance Ltd yang diproyeksikan menghasilkan interest cost saving sekitar US$4 juta per tahun. Aksi korporasi perseroan telah mendapatkan restu dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, kemarin.

Vice President Investor Relations & Corporate Communications Energi Mega Persada, Herwin W. Hidayat mengatakan, pemegang saham telah memberikan izin untuk menjaminkan seluruh atau sebagian besar aset dan/atau kekayaan perseroan dan atau anak usaha untuk menerbitkan jaminan perusahaan atau corporate guarantee. Hal tersebut dalam rangka pendanaan dan/atau pendanaan kembali perseroan. “Fasilitas pinjaman yang akan dilunasi yakni berasal dari PST Finance Ltd. dengan jumlah pokok US$50 juta. Rencananya, perseroan akan menarik fasilitas pinjaman baru sekitar US$50 juta—US$60 juta dari Elektra Asset Ltd,”ujarnya.

Herwin menjelaskan bahwa pinjaman baru tersebut untuk melunasi utang dari PST Finance Ltd. yang telah jatuh tempo. Menurutnya, fasilitas dari Elektra Asset Ltd. memiliki tenor yang lebih panjang selama 2 tahun. Selain itu, dia menyebut pinjaman yang baru memiliki tingkat kupon yang lebih rendah dari sebelumnya pada kisaran 22%—23%. Pasalnya, fasilitas yang diberikan oleh Elektra Asset Ltd. diperkirakan memiliki kupon sekitar 15%.

Menurutnya, dari situ terjadi penghematan beban bunga sekitar 8% per tahun atau sebesar US$4 juta per tahun yang dinilai tidak membebani laba rugi perseroan. Sementara Direktur & CFO Energi Mega Persada, Edoardus Ardianto mengatakan, keuntungan dari penghematan tersebut akan digunakan untuk pembiayaan operasional. Artinya, dari yang tadinya digunakan untuk pembiayaan bunga maka akan digunakan untuk keperluan pembiayaan lainnya.

Dia menargetkan dari fasilitas pinjaman baru akan masuk dalam waktu dekat. Pihaknya memproyeksikan refinancing utang tersebut dapat rampung pada kuartal I/2019. “Tidak ada perubahan jumlah utang tetapi terms lebih baik dan bunga lebih rendah,” jelasnya.

Sebagai informasi, perseroan tahun ini memperkirakan kinerja keuangan akan pulih seiring dengan produksi beberapa aset migas milik perseroan yang diperkirakan meningkat dan akan mengangkat kinerja.”Kami berharap dapat memperbaiki kinerja keuangan mulai awal tahun ini. Didukung pertumbuhan produksi dari aset kami di Riau, Sumatra Utara dan Jawa Timur," kata Edoardus A Windoe.

Refinancing utang sudah direncanakan perseroan di tahun 2018 kemarin. Dimana ENRG kala itu, tengah mengupayakan refinancing utangnya hingga US$ 87 juta. Tercatat total sisa utang yang dimiliki ENRG sebesar US$ 250 juta, terdiri dari US$ 170 juta utang jangka panjang dan US$ 80 juta utang jangka pendek. Angka tersebut sudah turun 22,36% dari catatan utang per Juni 2017 yakni US$ 322 juta.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…