Kinerja Keuangan Jeblok - Indosat Bukukan Rugi Rp 2,40 Triliun

NERACA

Jakarta – Performance kinerja keuangan PT Indosat Tbk (ISAT) sepajang tahun 2018 kemarin belum membuahkan hasil positif. Pasalnya, emiten telekomunikasi ini mencatatkan rugi senilai Rp2,40 triliun dari posisi laba 2017 sebesar Rp 1,13 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Perseroan mengungkapkan, jumlah pendapatan turun 22,67% menjadi Rp23,13 triliun secara tahunan (year-on-year) pada akhir 2018, dibandingkan dengan posisi Rp29,92 pada 2017. Adapun, penerimaan kas perseroan dari segmen pelanggan turun 15,65% menjadi Rp24,09 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp28,56 triliun. Dengan demikian, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi anjlok 53,55% menjadi Rp4,16 triliun secara yoy dari posisi Rp8,96 triliun pada 2017.

Adapun, jumlah beban perseroan mencatatkan penurunan sebesar 8,84% ke level Rp23,60 triliun dibandingkan dengan Rp25,89 pada 2017. Di tahun ini, perseroan masih menaruh asa bisa membukukan kinerja positif dengan perolehan laba tumbuh besar. Maka guna memenuhi harapan tersebut, Chris Kanter President Director dan CEO Indosat Ooredoo pernah bilang, perseroan akan meningkatkan layanan 4G di pulau Jawa dan melakukan penetrasi di pulau-pulau lain yang ada di luar Jawa.“Karena ada permintaan data yang tumbuh, maka kita harus tingkatkan kualitas layanan di Jawa dan penetrasi di luar jawa,” ujar Chris.

Dia menyebutkan pembangunan infrastruktur jaringan juga dipercepat, khususnya terkait percepatan jaringan 4G. Untuk itu, perseroan akan menambah jumlah BTS (base transceiver station) menjadi 4300 unit hingga akhir tahun 2019, seiring menggantikan penurunan layanan voice dan SMS"Kita targetkan, tahun 2019 kita tambah 4.300 BTS. Sejauh ini, kemampuan kita menambah site 1.100 per minggu," ungkap Chris.

Chris juga menyebutkan bahwa pihaknya akan berfokus pada layanan business to business (B2B). Hal ini dilakukan karena melalui B2B bisa mendorong pertumbuhan perusahaan, apalagi industri digital semakin bertumbuh pesat. Perseroan mengalokasikan belanja modal tahun ini sebesar Rp10 triliun. Dimana sekitar 88% dari capex akan digunakan untuk membangun BTS 4G di seluruh Indonesia.

Sisanya, capex dipakai untuk mengembangkan infrastruktur jaringan yang berupa infrastruktur jaringan akses (radio dan transport), jaringan core (packet core dan gateaway) dan infrastruktur IT lainnya. Pendanaan capex berasal dari penerbitan obligasi, sukuk, kas internal, dan fasilitas pinjaman lainnya. Bahkan guna memperkuat likuiditas dalam menunjang ekspansi bisnisnya, perseroan meluncurkan obligasi berkelanjutan III dan sukuk ijarah berkelanjutan III tahap I tahun 2019. Total nilai penawaran umum kedua surat utang ini adalah Rp 10 triliun selama dua tahun. Sebanyak Rp 7 triliun dari obligasi dan Rp 3 triliun dari sukuk ijarah.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…