Peneliti Indonesia Harus Kompetitif Menangkan Persaingan Global

Peneliti Indonesia Harus Kompetitif Menangkan Persaingan Global

NERACA

Jakarta - Peneliti dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Inovasi LIPI, Irene Muflikh Nadhiroh mengatakan pada saat ini lembaga penelitian dan para peneliti harus lebih kompetitif memenangkan persaingan global dan mempermudah akses ke lebih banyak dana riset dari luar.

"Dana riset dari luar sana bisa kita ambil tapi kita harus bisa berkompetisi di dunia internasional," kata Irene usai diskusi Millenial Talks: Inspiring Science Generation di Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI, Jakarta, Senin (4/3).

Menarik lebih banyak dana dari luar dapat menjadi salah satu solusi untuk menutupi kekurangan dana penelitian agar tetap dapat mengembangkan dan melakukan riset dengan baik. Irene menuturkan di negara maju, dana penelitian lebih banyak disokong oleh pihak industri daripada pemerintah. Pada akhirnya hasil penelitian harus bermanfaat bagi para pemangku kepentingan seperti pemerintah, masyarakat dan industri.

"Kalau di negara sudah maju, proporsi yang mengeluarkan anggaran untuk riset itu industri, kalau pemerintah paling 20 persen, kalau di Indonesia terbalik kasusnya malah pemerintah masih lebih banyak memberikan dana riset," ujar dia.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Intan Suci Nurhati menuturkan dana bukan satu-satunya tantangan dalam mengembangkan lembaga riset, namun juga infrastruktur pendukung. Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Intan Suci Nurhati berbicara kepada wartawan usai diskusi Millenial Talks: Inspiring Science Generation di Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI.

Dia mengaku ketika bekerja di Singapura dan mendatangkan alat penelitian ke negara itu lebih murah ketimbang ke Indonesia, karena saat dikirim ke Indonesia harganya menjadi tiga kali lipat. Sebagai salah satu solusi untuk menangani dana dan infrastruktur penelitian yang belum memadai adalah dengan melakukan kolaborasi dan konsorsium sehingga sumber daya yang ada di berbagai pihak dapat disinergikan untuk menjawab suatu tantangan atau masalah.

Kemudian Intan menuturkan bahwa pekerjaan peneliti bersifat dinamis, sehingga hal-hal baru yang muncul yang bisa didalami generasi milenial yang sarat akan keingintahuan."Generasi milenial butuh 'purpose' (tujuan), di riset banyak sekali 'purpose', jadi enggak bakal bosan," kata Intan.

Menurut Intan, pekerjaan peneliti akan menemukan tantangan baru dan berusaha menjawab tantangan tersebut. Dia mengatakan pekerjaan peneliti tidak jauh beda dengan pengusaha dalam hal mencari program, mengelola dana dan sumber daya manusia serta menjual program, yang mana dalam hal ini yang dihasilkan peneliti untuk dikomersialisikan adalah hasil penelitian."Isu iklim saat ini sedang berkembang, saya melihat suatu 'space' (ruang) untuk saya berkontribusi," ujar dia.

Menurut Intan, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas bangsa agar mampu bersaing di kancah global. Untuk itu, generasi milenial yang akan menjadi penerus bangsa dan memimpin bangsa ke depan sudah seyogyanya untuk mengoptimalkan iptek dalam berkontribusi untuk memajukan Tanah Air.

Peneliti dari Pusat Penelitian Informatika Rifki Sadikin mengajak generasi milenial untuk mencintai Science, Technology, Innovation, Mathematics, dan Engineering."Karena kita banyak sekali tertinggal dengan negara lain bahkan ASEAN," ujarnya."Sebenarnya belajar sains itu asyik dan itu harus terus didesiminasikan ke masyarakat terutama generasi milenial. Untuk itu, LIPI berusaha meng-'educate' generasi milenial," ujar dia. Ant

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Potensial dalam Pengembangan Ekonomi Digital

NERACA Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan…

Urbanisasi Berdampak Positif Jika Masyarakat Punya Keterampilan

NERACA Jakarta - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa perpindahan…

Hari Kartini Momentum Perempuan Kembangkan Diri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti menilai peringatan Hari Kartini pada 21 April menjadi momentum bagi…

BERITA LAINNYA DI

Indonesia Potensial dalam Pengembangan Ekonomi Digital

NERACA Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan…

Urbanisasi Berdampak Positif Jika Masyarakat Punya Keterampilan

NERACA Jakarta - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyatakan bahwa perpindahan…

Hari Kartini Momentum Perempuan Kembangkan Diri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti menilai peringatan Hari Kartini pada 21 April menjadi momentum bagi…